Sudah 4 Kali Lonjakan Covid-19, IDI: Varian Delta 10 Kali Lebih Menular

Sudah 4 Kali Lonjakan Covid-19, IDI: Varian Delta 10 Kali Lebih Menular
MALDIANSYAH/PASUNDAN EKSPRES PANTAUAN: Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika saat memantau proses vaksinasi massal di GOR Purnawarman, Rabu (23/6).
0 Komentar

JAKARTA-Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengungkap lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi kini melampaui beberapa puncak COVID-19 di Indonesia sejak pandemi.

Terlebih di tengah menyebarnya varian Delta yang menular lebih cepat.

Misalnya, puncak Corona yang terjadi di Januari lalu. Menurut Daeng, kala itu membutuhkan waktu tiga hingga empat bulan untuk menembus puncak COVID-19 Indonesia dengan penambahan 14 hingga 15 ribu kasus.

“Kalau kita lihat ini penularan dua hari sudah tembus 20 ribu, meskipun kemarin sempat turun sedikit. Artinya, ini kejadian lonjakan kali ini sangat tinggi mengalahkan lonjakan sebelumnya, kita sudah pernah mengalami empat lonjakan,” bebernya dalam webinar Solidaritas Melawan Pandemi, Sabtu (26/6).

Baca Juga:Mau Imun Tubuh Tetap Prima? Herbamuno+ AjaAirlangga Hartarto Minta Kader Golkar Ikut Partisipasi Tanggulangi Covid-19

“Terakhir itu di awal tahun lonjakan-nya cukup tinggi, sempat tembus 14-15 ribu, itu berjalan kira-kira membutuhkan waktu 3-4 bulan, sementara lonjakan tembus 20 ribu itu ini hanya kira-kira 2 minggu, sangat hati-hati,” wanti-wanti Daeng.

Daeng menjelaskan, karakteristik varian Delta terbukti menular lebih cepat, bisa hingga 10 kali lipat dari strain asli. Usia anak yang sebelumnya lebih ‘kebal’ COVID-19, kasusnya kini malah meningkat dengan mengeluhkan gejala berat.

“Karakteristik virusnya luar biasa, mutasinya cepat dan sekali mutasi ini akan menimbulkan strain baru yang lebih cepat menularkan, bahkan mungkin yang Delta ini 10 kali lebih cepat penularannya,” jelas Daeng.

Tak hanya itu, kasus OTG Corona juga terus meningkat. Namun, sulit diidentifikasi berapa banyak kasus COVID-19 tanpa gejala dan tersebar di mana saja.

“Ini yang dari sisi virusnya penularan akan berpotensi lonjakan-lonjakan,” bebernya.

Daeng menekankan, perlu ada pembatasan mobilitas yang ketat, apapun namanya, sesuai dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jika penanganan COVID-19 di sisi hulu seperti penerapan protokol kesehatan, pembatasan mobilitas tak berjalan baik, akan sulit wabah COVID-19 segera terkendali.(red)

0 Komentar