Pembelajaran Tatap Muka Ditunda, Pedagang Merana

Pembelajaran Tatap Muka Ditunda, Pedagang Merana
INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES BERJUANG: Mas Doel berjuang untuk tetap jualan di depan SMPN 1 Subang, meski sekolah libur panjang.
0 Komentar

SUBANG-Pembelajaran Tatap Muka kembali diwacanakan untuk ditunda, seiring dengan meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Subang. Hal itu tentu saja mendapat respon beragam, salah satu yang paling nyaring bunyinya datang dari pedagang kecil, yang biasa “mangkal” di sekolah-sekolah.

Diantaranya Bang Doel, yang kesehariannya menjajakan lumpia basah, di depan SMPN 1 Subang. Saat ditemui Pasundan Ekspres, Kamis (1/7), Bang Doel mengaku penghasilannya selama satu tahun terakhir menurun hampir 80 persen.

“Kalau untuk kita begini mas, dampaknya itu kerasa banget. Saya masih bisa ngelawan, bertarung di tengah pendemi begini. Kawan-kawan saya sesama pedagang yang biasa mangkal di SMPN 1 Subang ini, sudah pada tumbang,” paparnya.

Baca Juga:Pengembangan Patimban Ikuti Skema KPBU, Paket 5 dan 6 Sedang Tahapan LelangDPRD Subang Sepakati Raperda LPJ Pelaksanaan APBD 

Pelanggannya yang rata-rata merupakan anak sekolah hilang, tidak tanggung-tanggung waktunya juga tidak sebentar, sampai sekarang nyaris dua tahun lamanya.

Soal bantuan yang diberikan pemerintah selama pandemi, baik untuk masyarakat umum atau untuk pelaku usaha menengah seperti dirinya, Bang Doel mengaku tidak pernah mendapatkan. Alasannya sederhana karena dia merupakan pendatang.

“Saya memang gak mengajukan bantuan mas. KTP saya bukan Subang. Saya kan pendatang, kan harus sesuai KTP mas. Mau pulang kampung dulu cuma buat ajukan bantuan, mahal ongkosnya mas. Mending buat saya makan sehari-hari di sini,” ungkap Bang Doel.

Tidak hanya Bang Doel, Bi Nyai, pedagang nasi uduk di komplek SDN Kota Baru juga menjelaskan hal serupa. Dia terpaksa harus beralih profesi menjadi buruh cuci baju dan setrika, lantaran sekolah sudah lama libur.

Kesehariannya yang biasa berdagang di sekolah, yakni di komplek SDN Kota Baru. Hampir semua pelanggannya merupakan anak sekolah bahkan guru-gurunya tidak masuk ke sekolah akibat libur panjang pandemi.

“Terpaksa saja alih profesi, kalau enggak keluarga Ibi mau gimana, makan dari mana? Suami udah gak ada. Sebisa-bisa aja bantu-bantu cuci dan nyetrika,” ungkap Bi Nyai memelas.

Sebetulnya wacana Kabupaten Subang akan segera melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka di Tahun ajaran baru ini, diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sudah siap. Namun karena adanya trend peningkatan kembali kasus positif Covid-19, maka wacana tersebut saat ini sedang dalam peninjauan ulang.

0 Komentar