Kuburan Indian

Kuburan Indian
0 Komentar

Mereka sadar, jalan demokrasi yang melindungi hak setiap warga membuat mereka tumbuh menjadi bangsa kuat, maju dan besar. Meski mereka pun pernah di masa kelam. Masa suram dan bar bar. Sebelum dideklarasikan 4 Juli 1776, Amerika Serikat telah melewati 1.500 kali perang.

Sebelum jadi Amerika, koloni Inggris yang datang ke tanah bergelimang emas bernama Amerika, bukan dengan cara-cara mudah bisa menginjakkan kaki dan menetap. Berbagai perusahaan konsorsium British atas restu Ratu Inggris mengizinkan ekspedisi pelayaran menghabiskan biaya sangat besar.

Pernah satu ketika, tahun 1600-an, ada 60 kapal yang berlayar dari Inggris. Tapi setelah tiba di tanah Indian hampir semua penumpangnya tewas. Mereka diserbu penduduk Indian, perang berkepanjangan lalu tak berdaya karena penyakit.

Baca Juga:Ramah Iklim dan Lingkungan, SMPN 1 Binong Kembangkan Smart Eco SchoolPemkab Subang Gelar Apel Siaga, Persiapan PPKM Darurat

Tapi tidak menyerah. Kirim lagi armada. Kalah lagi. Kirim lagi. Yang ikut ekspedisi dijanjikan lahan yang luas. Mirip program transmigrasi Indonesia. Hingga kemudian ditemukan cara berdamai dengan penduduk lokal Indian. Disepakatilah sistem politik. Meski peperangan terus terjadi hingga keturunan koloni Inggris itu mendeklarasikan negara bernama Amerika Serikat.

Belajar dari Amerika dan Kanada. Tidak ragu mengubah UUD demi persatuan. Memperkuat hak-hak sipil dan melindungi setiap hak warganya. Di tengah rasisme yang terus membayangi. Di tengah elit politik yang masih saja mencoba menghidupkan rasisme demi dukungan politik.

Kita, Indonesia punya prasyarat dasar untuk maju menjadi sebuah negara besar. Memiliki komitmen melindungi dan merawat perbedaan: Bhineka Tunggal Ika.

Jangan sesekali menampilkan wajah kolonial bagi saudara kita di Papua. Rawat terus perdamaian di Aceh. Segera sahkan UU KKR yang selalu mandek. Jangan malu membuka borok masa lalu yang belum sembuh. Untuk mengobatinya.

Semua akan memaklumi, karena kita pernah jadi negeri yang dijajah. Wajar banyak hati yang terluka, tergores. Banyak etnis, suku dan budaya yang merasa dipinggirkan. Tapi setidaknya, imajinasi kita masih sama: semua bersaudara.(*)

 

Laman:

1 2 3
0 Komentar