MAKASSAR – Bidang wirausaha selalu mengajarkan kita untuk dispilin dan memiliki etika yang baik. Namun, jauh lebih dalam, wirausaha menantang kita untuk berani. Berani menjawab tantangan yang kadang kita pun tak memiliki jawaban pada saat memulainya. Hal inilah yang menjadi kunci sukses AgenBRILink Jumardin. Pria paruh baya ini tampaknya selalu memiliki kekuatan lebih untuk menjawab semua tantangan yang muncul di jalan kehidupannya.
Pria yang awalnya hanya seorang petani di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, nekat menginjakkan kaki di kota metropolitan Makassar untuk mengais rejeki pada 2003. Tak main-main, keputusan ini diambilnya ketika dia sudah memiliki istri dan satu orang anak.
Lelaki kelahiran 1980 ini, memulai usaha dengan membuka ‘gadde-gadde’ atau kios kelontong. Meski tak besar, keuntungan 10% dari setiap pejualannya setiap hari mampu mencukupi kehidupan keluarga kecilnya.
Baca Juga:PP Holding Ultra Mikro Terbit, Jalan Penguatan Pemberdayaan Ekonomi Wong Cilik Kian NyataJaga Keandalan Listrik RS dan Industri Oksigen di Jawa Barat dan Banten, PLN Siagakan 5.388 Personel
“Kalau misalnya dapat Rp 1 juta per hari, yah keuntungan cuma Rp 100 ribu,” ucap Jumardin, belum lama ini. Bisa dibilang keadaan pas-pasan tersebut dilakoninya sekitar 10 tahun lamanya. Hingga akhirnya tantangan berikutnya muncul, yakni menjadi AgenBRILink dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Jumardin menungkapkan usaha keagenan bukan usaha yang lumrah pada 2014. Dia bahkan ditawarkan oleh rekannya yang bekerja sebagai pegawai BRI untuk menjadi AgenBRILink saat launching perdana.
Jumardin tentu menjawabnya dengan suka cita dan semangat. Ia langsung berani mempertaruhkan modal Rp10 juta. Meski belum yakin akan hasilnya, dia mengeluti usaha barunya tersebut. Memang tak mudah. Dia bahkan memiliki tugas untuk meyakinkan masyarakat untuk bergabung sebagai nasabah.
“Susah sekali cari nasabah, untung ada jualan campuran. Kalau ada yang belanja biasa saya sampaikan ada layanan transfer, tarik tunai, dan pembayaran lainnya,” bebernya.
Jumardin pun berupaya untuk belajar hal-hal baru untuk dapat menjalani usaha keagenan lebih baik. Dengan menerapkan konsep pelayanan 24 jam tanpa istirahat, ayah yang kini memiliki tiga anak membuka kiosnya dengan senyuman tanpa henti.
Dia menyadari pelayanan yang ramah dan terbuka menjadi salah satu faktor pelanggan tertarik bertransaksi di tempatnya. Untung pula, Jumardin memiliki lokasi usaha tak jauh dari pusat kota. Hanya sekitar 5 menit dari Jalan AP Pettarani. Perantau asal Jawa mendominasi daerah ini. Artinya kebutuhan pengiriman dana pun tinggi.