Role Model Ketahanan Pangan, Aipda Lili Sukses Ternak Ayam Petelur

Role Model Ketahanan Pangan, Aipda Lili Sukses Ternak Ayam Petelur
ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES KETAHANAN PANGAN: Aipda Lili Abdulah saat mengecek peternakan ayam petelur miliknya yang dirintis sejak tahun 2017. Usaha tersebut bisa menjadi solusi ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19.
0 Komentar

PURWAKARTA-Aipda Lili Abdullah (40) dikenal sebagai sosok polisi yang bertanggung jawab dalam setiap menjalankan tugasnya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.

Namun di sisi lain, anggota Kepolisian Resor (Polres) Purwakarta ini juga ternyata berhasil menjadi seorang peternak ayam petelur dengan omzet jutaan rupiah setiap bulannya.

Betapa tidak, Lili yang kesehariannya berdinas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Gandasoli Kecamatan Plered ini, bisa dijadikan role model sebagai pelopor ketahanan pangan di masyarakat. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini. “Saya memulai usaha ini sejak 2017 silam. Modal awalnya Rp15 juta rupiah yang dikonversikan menjadi 150 ekor ayam petelur. Untuk perawatan dan teknis beternaknya saya pelajari secara otodidak,” kata Lili dijumpai di peternakannya di Kampung Ciasem, Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao, Kabaupaten Purwakarta, Ahad (25/7).

Baca Juga:Surveyor Berkualitas Cegah Beras Tak LayakModal Habis Langganan Hilang, PPKM Sengsarakan Pedagang Kaki Lima

Dengan ketekunannya memelihara ayam petelur, dalam kurun waktu kurang lebih lima tahun, Lili kini memiliki 1.000 ekor ayam petelur. Di mana, saat ini Lili mampu menghasilkan omzet mencapai Rp8 juta hingga Rp10 juta per bulannya. “Jujur saja, dalam beternak ayam petelur ini saya belajar secara otodidak dan pengetahuan yang didapat dari google dan tutorial di YouTube. Dan yang paling penting adalah keyakinan serta ketekunan,” ujarnya.

Lili menceritakan dari 1.000 ekor ayam petelur miliknya itu, setiap harinya paling sedikit mampu menghasilkan 900 butir telur. Yang bila dikonversikan menjadi Rp300 ribu per harinya atau rata-rata Rp9 juta per bulan. “Alhamdulilah, hasilnya cukup untuk menambah gaji bulanan. Kalau di rata-rata setiap hari itu 45 kilogram sampe 50 kilogram telur yang dihasilkan dari dua kandang ini,” kata pria kelahiran Purwakarta ini.

Untuk pemasaran telur, kata Lili, saat ini hanya dipasarkan di wilayah sekitar rumahnya saja. Dan, rata-rata pelanggannya yang datang langsung ke kandang. “Bahkan pelanggan sampai rela menunggu dan datang ke kandang. Kalau pas awal-awal sih saya tawarin ke tetangga deket rumah saja. Namun kini, alhamdulillah berdatangan. Tak jarang saya juga sering menolak pesanan dari agen-agen telur karena produksi sudah maksimal,” kata Lili.

Dirinya mengaku, usaha yang digelutinya selama ini tidak menggangu tugas utamanya sebagai abdi negara. Pasalnya dirinya dibantu mertua dan saudaranya untuk merawat ayam petelur tersebut. “Kalau yang ngurus sih dibantu mertua sama saudara. Kalau saya saat lepas piket atau ketika selesai kerja saja,” ucap pria yang dikenal murah senyum ini.

0 Komentar