SUBANG-BUMDes Cibuluh merupakan salah satu BUMDes yang berjalan cukup baik, bergerak juga di bidang pariwisata, jasa PPOB dan pengelolaan air bersih. Camat Tanjungsiang Dadan Dwiyana, AP., M.Si., mengatakan, yang dikelola di Desa Cibuluh merupakan desa wisata budaya. Yang dimunculkan, budaya khas masyarakat setempat, seperti permainan tradisional dan ada tempat-tempat wisata alam seperti rafting tubing. Gelaran Festival Muara Tujuh Sungai, termasuk Festival Angin yang rutin digelar setiap tahun.
Untuk spot-spot wisata di Desa Cibuluh, yang menampilkan keragaman budaya ada di beberapa tempat. Antara lain, Saung Mulan, Saung Hong, Saung Batu Lawang, menampilkan titik-titik yang ditampilkan mengenai keragaman budaya tradisional yang masih berjalan di masyarakat Desa Cibuluh.
“Pelestarian adat istiadat budaya, menjadi salah satu tambahan penghasilan masyarakat,” katanya.
Di Desa Cibuluh juga sudah berkembang mengenai homestay yang disediakan masyarakat, dengan segala bentuk akomodasi lainnya. Seperti penyediaan makanan dan minuman khas Desa Cibuluh.
“Hal itu mampu menggerakan potensi ekonomi dan perkembangan masyarakat setempat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kades Cibuluh Edi Junaedi mengatakan, membangun BUMDes itu tidak mudah. Kepengurusan BUMDes selama lima tahun kebelakang, hanya membuat fondasi wirausaha atau usaha. Sedangkan lima tahun ke depan baru bisa menghasilkan. Sekarang setelah ganti kepemimpinan, sudah mulai kelihatan pergerakannya. Bahkan ketua BUMDes businessman, jadi sedikit-sedikit harus menghasilkan. “Jika BUMDes penataannya sudah bagus, mungkin akan lebih menonjol dari desa yang lain,” katanya.
Selain pengelolaan air bersih dan pelayanan jasa PPOB, ada juga unit usaha penyedia bahan makanan tradisional. Setiap produk unggulan Desa Cibuluh, seperti pembuatan opak, ranginang, kolontong, bahan bakunya disediakan oleh BUMDes. “Jadi si pengrajin, kalau membutuhkan bahan datang ke BUMDes. Sistemnya mengambil dulu. Setelah ada penjualan, kemudian pengrajin setor ke BUMDes. Itu rencana untuk BUMDes sekarang, dengan membantu sistem penjualan online,” terangnya.
Produk unggulan BUMDes, seperti makanan opak, ranginang dan kolontong sudah ada di meja ibu Atalia istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Kades Edi menceritakan, waktu itu ada program Jabar bergerak, kemudian penyediaan unggulan dari masing-masing desa dikumpulkan. Mulai dari selai pisang, keripik pisang, keripik singkong, tetapi tidak ada yang terpilih. “Ibu Atalia memilih kolontong Desa Cibuluh, walaupun di Sumedang dan Bandung itu juga ada kolontong,” kata Kades. Saat ini, BUMDes sedang berupaya untuk pengemasan karena belum maksimal dan belum bisa masuk Indomaret atau Alfamart. “Kemarin ada imbauan dari Dinas Koperasi, ada pelatihan pengemasan supaya bisa masuk Alfamart atau Indomaret. Kita sudah mendaftar dan siap produksi kolontong,” kata Kades.