“Pemerintah berharap pada Eijkman dan Unair, dan beberapa perusahaan lain di dalam negeri untuk segera menciptakan vaksin dalam negeri,” ujar Airlangga.
Airlangga Hartarto dalam kesempatan itu juga menerima rekomendasi dari Fakultas Kedokteran Unair terkait penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air. Ketua KPCPEN ini mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam rekomendasi tersebut.
Airlangga menyatakan jika Gebrak COVID-19, ini sangat diperlukan untuk mengingatkan kepada seluruh stakeholder bahwa penanganan COVID ini harus ditekan, diselenggarakan, dirasakan dan sangat berpengaruh terhadap masyarakat.
Baca Juga:Dukungan Pemerintah untuk Mendorong UMKM Go Digital dan Go GlobalPPKM Level 3 ,Tim Gabungan Razia Sejumlah Tempat Karoke di Subang Kota
Airlangga juga menegaskan terdapat beberapa hal yang harus dilakukan untuk menekan penularan, memotong mata rantai COVID-19 dan percepatan vaksinasi. Untuk program vaksinasi, Airlangga menggarisbawahi jika vaksinasi saat ini sudah mencapai sekitar 67 juta dosis (dosis pertama 47 juta dan dosis kedua 20 juta dosis).
Pemerintah sendiri sudah melibatkan berbagai pihak, baik dokter, perawat, bidang hingga TNI/Polri terlibat dalam program ini.
Pada Juli ini target pemerintah sendiri adalah 30 juta dosis vaksin sehingga membuat adanya supply and demand yang tidak balance. Namun di bulan Agustus dengan adanya stok yang bertambah Airlangga berharap bisa segera diatasi permintaan vaksin di Jawa dan luar Jawa.
“Seusai instruksi dari Bapak Presiden, maka vaksinasi ini akan ditingkatkan dari 1 juta menjadi 2 juta, kalau ingin mencapai herd imunity sebesar 70 persen dari target vaksinasi pada akhir tahun ini,” kata Airlangga.
Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, beberapa negara yang sudah mencapai herd immunity sebanyak 60 persen, seperti Amerika Serikat dan Inggris, kini sudah menangani COVID dengan cara yang berbeda.
“Mereka tengah menyeimbangkan dari arah pandemi transisi ke arah endemi,” ujar Airlangga.