Soal tiga srikandi penantang Jimat, Kaka: Bukan Orangnya Tapi Programnya

Soal tiga srikandi penantang Jimat, Kaka: Bukan Orangnya Tapi Programnya
0 Komentar

SUBANG-Soal tiga srikandi penantang Jimat, pengamat politik Kabupaten Subang, Kaka Suminta mengingatkan masyarakat tak lihat tokohnya, melainkan programnya.

Hal tersebut disampaikan Kaka melalui pesan WhatsApp pada Senin (2/8). Menurutnya, siapapun yang maju untuk menjadi seorang kepala daerah itu merupakan hal produktif dan positif, terlebih di negara demokrasi seperti Indonesia.

“Ya itu baik. Siapapun baik pribadi atau partai politik mencalonkan kadernya menjadi seorang kepala daerah, itu baik.  Persoalannya dalam demokrasi siapa tokohnya menjadi tidak penting, mau laki-laki atau perempuan, pimpinan partai atau bukan, itu tidak penting, yang terpenting apa programnya,” papar Kaka.

Baca Juga:Soal Kerumunan saat vaksinasi di Stadion Singaperbangsa Karawang, Satgas Covid-19: Tidak ada KoordinasiJangan Salah, Cara Pengucapan ‘Hermes’ yang Benar

Sebab menurutnya, selama ini program yang disebutkan dalam kampanye dengan apa yang dilakukan setelah menjadi kepala daerah kerap sekali tidak jelas, atau bias dalam implementasinya. “Setelah program baru kita bicara kiprah, soal kapasitas dan kompetensi, kemudian barulah soal strategi,” katanya.

Soal kekuatannya melawan incumbent, Kaka menyebut, harus dilihat dari program-program dan pelaksanaannya. Terlebih saat pandemi. Menurutnya, membuka peluang bagi setiap orang terutama penantang untuk bersaing menyampaikan programnya juga. Bukan saja soal kedermawanan atau filantropis. Melainkan strategi-strategi untuk menghadapi pandemi ini.

“Menghadapi pandemi akan seperti apa, karena pandemi ini ada periodik. Setidaknya terbagi tiga, pertama periodik saat awal terjadi. Kedua, saat terjadi setelah dua tahun. Ketiga, pasca pandemi mungkin tahun ketiga dan keempat, berbarengan dengan masa-masa kampanye. Maka itu peluang untuk menyampaikan program yang berbeda untuk penanggulangan pandemi, misalnya,” ungkap Kaka lagi.

“Jadi, kita tidak lagi “kontes orang”, melainkan harus “kontes program”. Jadi saya pikir ke depan, kita sudah seharusnya mendorong kontes program, kapasitas dan kompetensi, juga strategi,” tukasnya.(idr/vry)

0 Komentar