Ketika terjadi sesuatu terhadap kita, maka akan dikelola oleh persepsi di otak dan disimpan di dalam memori sel dan otak.
“Trauma dan kesedihan masa lalu itu lalu dapat tinggal di dalam diri kita untuk waktu yang lama dan ketika ada trigger tertentu, dapat kembali timbul ke permukaan. Akhirnya, akan cenderung mengulangi pola perasaan yang sudah dikenal, tidak peduli seberapa menyakitkan dan merugikannya itu untuk diri sendiri,” terang Tatik.
Bahwa, anak-anak dari orang tua yang toksik mencoba untuk menghidupkan lagi pengalaman lama mereka yang menyakitkan dalam hubungan dewasa lainnya.
Baca Juga:Proyeksi Ekonomi Indonesia Sejalan dengan Ekspektasi Pemulihan Ekonomi GlobalPelaku Usaha, Pasti Cocok dengan Fitur Terbaru Whatsapp Ini
Hal itu mengakibatkan, Tertinggal ‘goresan’ abadi pola asuh yang salah dan pengaruhnya dapat bertahan lama pada perilaku.
Dari hal tersebut sudah kelihatan, bahwa kerusakan ganda bisa saja terjadi. Tumbuh dalam keluarga yang disfungsional bisa menjadi penyebab masa dewasa yang sama disfungsionalnya.
Ciri – ciri Orang tua Toxic Seperti Apa?
- Membicarakan keburukan anak, bahkan di depan anak.
- Bersikap Egois, selalu mengukur segala hal berdasarkan perasaan orang tua.
- Berlaku kasar kepada anak
Melakukan kekerasan fisik, seperti memukul, mencubit, menjadi ciri-ciri paling mudah sebagai toxic parenting. Menagih balas budi. Mengejek, baik fisik maupun sifat anak.
Dampak Toxic Parents, bagi Anak:
- Menghadapi kesulitan untuk mengatakan tidak, sebab terbiasa merasakan batasan tidak dihormati.
- Membuat lebih rentan untuk mengembangkan gangguan kecemasan.
- Bersusah payah untuk membuat senang orang lain agar dirinya diterima.
- Menghadapi kesulitan untuk menjadi dirinya sendiri.
- Mempunyai toleransi yang tinggi pada perlakuan buruk dari orang lain.
- Mempunyai perasaan bersalah dan malu yang melumpuhkan. penyebanya adalah perilaku toksik orang tua yang berulang, hingga membuat si anak merasa terbebani dan harus bertanggung jawab atas perasaan orang tuanya.
- Mempunyai harga diri yang rendah. Diketahui, Anak-anak dari orang tua yang bersikap kasar juga cenderung menjadi pelaku kekerasan bagi diri mereka sendiri dan bahkan hal yang dihindari adalah akan menjadi pelaku kekerasan kepada orang lain. (/Juni)