Plt. Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita menjelaskan, bahwa singkong beku Indonesia dapat menembus pasar global, bahkan sudah menjadi bahan baku cemilan premium di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
“Salah satu IKM Indonesia, mampu mengembangkan singkong dalam bentuk singkong beku yang dapat dijadikan cemilan premium di banyak negara Eropa dan Amerika,” ucap Reni, Jumat (29/10/2021).
Menurut Reni, pasar global berminat dengan produk singkong berkualitas baik, yaitu berwarna putih, rasa enak, tidak pahit, sianida rendah, serta fresh sewaktu diterima.
Akan tetapi, hambatan komoditi singkong, adalah umur simpan yang rendah.
Baca Juga:Inilah Daftar Aplikasi Resmi Pinjol Diawasi OJKMenko Airlangga Sebut 10 Proyek BIMP-EAGA Selesai Tahun Ini
“Ekspor singkong beku dari Indonesia cukup menggembirakan. Dapat dilihat pada tahun 2020 untuk produk singkong beku, Indonesia telah mengekspor 16.529 ton dengan nilai USD9,7 juta yang mengalami peningkatan dari tahun 2019 sebesar 4.829 ton dengan nilai USD4,1 juta, dimana nilainya meningkat sebesar 135 persen (yoy),” jelasnya.
Di samping itu, kata Reni, ada juga produk lain yang dikembangkan IKM Tanah Air dari olahan singkong dan mampu tembus pasar internasional.
“Adapun produk tersebut di antaranya keripik singkong, pati ubi kayu, dan mocaf,” paparnya.
Tepung mocaf sendiri, kata Reni, menjadi rekomendasi sebagai alternatif tepung terigu.
Sebab, sesuai karakteristiknya, tepung mocaf juga sesuai bagi konsumen yang mencari makanan bebas gluten.
“Kami sangat mendukung berbagai inovasi produk pangan oleh IKM yang dapat mengoptimalkan pemberdayaan bahan baku lokal dan memiliki kebaruan manfaat untuk menghadapi tantangan pasar global,” imbuhnya