Pasundan Ekspres – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) sudah mulai mencairkan bantuan insentif bagi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Non Pegawai Negeri Sipil (PNS). Adapun jumlah keseluruhan anggaran insentif tersebut adalah sebesar Rp. 66 miliar untuk 44.000 guru PAI non PNS seluruh Indonesia.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, menjelaskan bahwa bantuan insentif tersebut adalah tambahan penghasilan yang diberikan kepada guru PAI non PNS pada sekolah yang belum tersertifikasi dan belum mendapatkan tunjangan profesi guru.
“Bantuan insentif bagi guru PAI non PNS, merupakan afirmasi Kemenag bagi kesejahteraan guru PAI di sekolah,” ungkap Menag dilansir, Kamis (18/11/2021).
Baca Juga:Jangan Salah Lagi! Susu Kental Manis Bukan Untuk DiseduhMilad Muhammadiyah, Airlangga Hartarto: Mari Optimis Hadapi Pandemi
Menag berharap bantuan insentif tersebut akan memotivasi guru PAI non PNS untuk bekerja lebih baik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani menambahkan, anggaran Rp 66 miliar diperuntukkan bagi 44.000 guru PAI non PNS pada SD, SMP, SMA/SMK serta SLB di semua tingkatan.
“Masing-masing akan mendapatkan Rp 1,5 juta dipotong pajak. Bantuan insentif ini akan dikirim langsung ke rekening masing-masing,” jelas dia.
“Tidak dibenarkan adanya pengurangan, pemotongan, atau pungutan dengan alasan apa pun, dalam bentuk apa pun, dan oleh pihak mana pun, kecuali pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan/atau biaya transfer antarbank,” lanjutnya
Ramdhani menambahkan, untuk bantuan insentif tahun anggaran 2021 diberikan kepada Guru PAI non PNS yang memenuhi syarat sebagai penerima dengan ditetapkan melalui aplikasi Sistem Informasi dan Administrasi Guru Agama (SIAGA) berdasarkan urutan prioritas.
“Guru yang telah lama mengabdi, menjadi salah satu prioritas. Guru yang memiliki kualifikasi pendidikan juga menjadi pertimbangan untuk menjadi skala prioritas,” imbuhnya.
1. Guru PAI bukan PNS yang masih aktif mengajar di TK, SD/LB, SMP/LB, SMA/LB atau SMK,
2. Terdata dalam SIAGA per-Maret 2021,
3. Bukan penerima Tunjangan Profesi Guru,
4. Memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK),
5. Belum Memasuki Usia Pensiun.
6. Lama pengabdian sebagai pendidik, dibuktikan dengan surat keterangan terhitung mulai tanggal mengajar (RadarBogor/Jni)