Kemudian, yang menjadi faktor resiko yang dapat membahayakan ibu dalam kehamilan ialah kebiasaan merokok, meminum alkohol, penyakit yang sudah diidap ibu. Terutama penyakit jantung, diabetes, dan keadaan trauma.
Terkait keamanan air galon isi ulang ini, seperti disampaikan ahli pangan Hermawan memang tidak perlu dikawatirkan lagi.
Menurutnya, berdasar dari data penelitian yang pernah dilakukan, terbukti tidak ada migrasi Bisfenol A (BPA) yang terdapat dalam botol Policarbonat (PC) yang ditempatkan pada suhu ruangan 23 derajat celcius selama 24 jam.
Baca Juga:Cipali – Patimban Segera Terhubung, 2022 Mulai Bangun Jalan Tol 37KmAura Kasih, Cari Papah Baru Arabella
Sedangkan apabila botol terkena paparan matahari suhu berkisar 30 derajat celcius selama 7 jam hanya ada migrasi sebesar 0,0257 ppm.
Kemudian, apabila diisi air panas 100 derajat celcius selama 30 menit paparan migrasinya mencapai 0,0495 ppm.
Sampel-sampel air botol PC itu diambil sebanyak 5 ml lalu diukur absorbannya pada panjang gelombang 275 nm sebanyak 3 kali pengukuran. Itu jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM yaitu 0,6 bpj.
Sesuai dari hasil pengujian yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri, Hermawan juga menjelaskan bahwa air galon guna ulang ini telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi karena migrasi BPA-nya hanya 0,033 bpj atau jauh di bawah batas maksimal migrasi yang telah ditetapkan BPOM yaitu 0,6 bpj.
Selain itu, menurut Hermawan, jika sudah memiliki izin edar, berarti produk air galon guna ulang itu pasti sudah memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia). Artinya, sudah melewati aturan pengujian berdasarkan yang ada di laboratorium yang sudah berakreditasi. “Jadi, sebenarnya dengan memakai air galon yang telah memenuhi standar SNI, produk itu sudah aman untuk dikonsumsi,” pungkasnya. (Jawapos/Jni)