Penjualan Komoditi Pertanian Mulai Meningkat, Dampak Dibukanya Pariwisata

NIAGA: Seorang petani dan pedagang hasil pertanian Eli menjual komoditi pertanian di kiosnya. (EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES)
NIAGA: Seorang petani dan pedagang hasil pertanian Eli menjual komoditi pertanian di kiosnya. (EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES)
0 Komentar

BANDUNG BARAT-Awal tahun 2022, petani dan penjual hasil pertanian mulai menggeliat. Pasalnya, dengan diizinkannya usaha hiburan dan pariwisata, permintaan sayuran kembali menggeliat.

Salah seorang petani dan pedagang hasil pertanian Eli, mengatakan, konsumen sayuran sudah mulai banyak dan relatif stabil. “Itu karena rumah makan, restoran, hotel dan tempat wisata sudah mulai menggeliat,” ucap Eli kepada Pasundan Ekspres, Senin (10/1).

Eli mengaku sejak pandemi kesulitan menjual komoditi pertanian. Namun saat ini kendala bagi petani adalah harga pupuk dan obat pertanian masih tinggi. “Dulu murah, sekarang harga obat masih tinggi, itu jadi kendala petani,” ucapnya.

Baca Juga:Bupati Beri Target Dishub Agar Dapat Retribusi Parkir Sebesar Rp1 MiliarDituding Investasi Bodong, Utadz Yusuf Mansur akan Laporkan 3 Aktor ke Polisi

Saat ini komoditi pertanian yang tengah tinggi harganya adalah cabai, seperti cabai rawit dan cabai merah. “Cabai keriting sekarang kisaran Rp20.000 perkilogram dan cabai rawit dikisaran Rp60.000 perkilogram,” jelasnya.

Eli berharap, situasi tahun 2022 ini lebih stabil sehingga para petani dan pedagang lebih baik lagi kondisinya. “Kalau pandemi lebih baik, ini akan lebih bagus bagi perkembangan ekonomi dan pedagang,” paparnya. (eko/sep)

 

0 Komentar