SUBANG-Jenazah Kyai Muhya bin Rudia masih utuh padahal sudah 17 tahun dimakamkan. Itu diketahui saat makam seorang ngaji yang berada di Kampung Cikadu Desa Tanjungsiang itu dibongkar.
Warga setempat melakukan pembongkaran karena makam berdekatan dengan kandang ternak dan kali yang kotor. Jenazah dipindahkan ke daerah Pasir Naan Desa Tanjungsiang.
Makamnya kini berdekatan dengan makam Mama Pasir Naan dan makam tokoh lainnya, di lokasi itu juga ada beberapa makam ahli tasawuf.
Baca Juga:Jaksa Terapkan Restorative Justice, Pelaku Pencuri Besi Bekas Aset PT KAI di Purwadadi DibebaskanRekomendasi Lampu LED Untuk Depan Webcam Di Laptop dan PC
Informasi yang diperoleh Pasundan Ekspres, kyai tersebut semasa hidupnya dikenal ahli ibadah. Selain seorang guru ngaji, juga merupakan pengrajin golok.
Proses pemindahan makam itu diunggah oleh Ustad Ahmad Faqot melalui Facebook pada 12 Januari 2022. Dalam unggahan itu terlihat jenazah tersebut utuh, hanya kain kafan yang sangat lusuh menunjukkan jenazah tersebut sudah lama terkubur .
“Subhaanalloh, guru saya Ajengan Muhya bin Rudia sudah 17 tahun. Tubuhnya dicopot dan masih utuh. Kp Cikadu Tanjungsiang Subang Selatan,” tulis akun Facebook Ahmad Faqot.
Saat dikonfirmasi pengunggah video tersebut, Ahmad Faqot menerangkan aktivitas dalam video tersebut benar merupakan aktivitas pemindahan jasad.
“Betul, pemindahan makam ajengan Muhya bin Rudia, warga Desa Tanjungsiang Kecamatan Tanjungsiang. Almarhum adalah guru ngaji saya. Saya tiga tahun belajar ngaji di ajengan Muhya,” kata Ahmad Faqot.
Ahmad Faqot mengatakan, kyai Muhya semasa hidupnya sebagai sosok yang sederhana dan dikagumi masyarakat.(ygo/idr/ysp)