Dengan tinggi badan 167 cm, Dian terasa tinggi di tengah teman-temannyi. Tinggi, cantik. Sampai-sampai banyak yang berasumsi Dian itu punya darah Belanda. Keturunan campuran Belanda. Dan itu biasa di Manado.
Rasa penasaran itu membuat anak-anaknyi mengambil keputusan: tes DNA. Dilakukan di Amerika Serikat. Seperti juga yang pernah saya lakukan bersama John Mohn —ayah angkat anak saya.
Hasil tes Dian itu mengejutkan keluarga: darah Tionghoa Dian ternyata hanya 30 persen. Jauh dari bayangan awalnya yang setidaknya 70 persen. Bahkan, tidak ada darah Belanda sama sekali.
Baca Juga:Berikut 7 Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Dapat Mengganggu Jadwal MenstruasiPulang Dari Turki Lalu 11 Hari Isolasi Mandiri, Ashanty Sudah Diziinkan Pulang
Darah Dian justru justru didominasi darah Filipino. Sampai 50 persen. Sedang yang 20 persen sisanya tidak bisa diperinci. Secara global hanya disebutkan 20 persen itu darah ”Asia Tenggara”.
Semua anak Ciputra juga menjalani tes. Hasilnya: darah Tionghoa mereka lebih tinggi. Tentu. Ciputra adalah keturunan murni Tionghoa. Mungkin. Ciputra tidak sempat dites. Waktu ide tes itu lahir, Ciputra sudah sulit mengisikan air liur dalam jumlah yang cukup ke tabung khusus dari lab DNA.
“Ciputra” baru menjadi nama resmi setelah dewasa: Tji-Putra —anaknya Tji. Nama awal Ciputra adalah: Tjie Tjin Hoan. Ayah Ciputra adalah: Tjie Siem Poe yang kawin dengan Lie Eng Nio.
Sebenarnya anak-anak begitu ingin Ciputra menjalani tes itu. Bukan hanya soal darahnya dari mana, tapi juga penyakit apa yang kemungkinan diturunkan ke anak-anak. Agar bisa diantisipasi.
Bahwa darah sang mama didominasi Filipino itu sih sebenarnya wajar. Manado lebih dekat ke Filipina daripada ke Jawa. Raut wajah umumnya orang Manado juga lebih mirip Filipino daripada Jawa. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/.
Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.