Efek Samping Kebanyakan Makan Gorengan, Bahaya Penyakit Ini

Efek Samping Kebanyakan Makan Gorengan, Bahaya Penyakit Ini (ilustrasi makanan digoreng)
Efek Samping Kebanyakan Makan Gorengan, Bahaya Penyakit Ini (ilustrasi makanan digoreng)
0 Komentar

  • Diabetes

Sejumlah penelitian menemukan, mengkonsumsi gorengan menjadikan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Sebuah studi menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari dua kali per minggu, maka dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan resistensi insulin, jika dibandingkan dengan mereka yang makan kurang dari sekali seminggu.

Lalu, dua studi observasional besar menemukan bahwa hubungan yang kuat antara seberapa sering peserta makan gorengan dan risiko diabetes tipe 2.

Baca Juga:Masyarakat Desa Rancaudik Swadaya Bangun Jalan LingkunganPAW Anggota DPRD PAN Subang Belum Dilakukan, Ini Alasannya

Bagi peserta yang mengonsumsi 4-6 porsi gorengan per minggu, 39% lebih mungkin terkena diabetes tipe 2, dibandingkan dengan peserta yang mengonsumsi kurang dari satu porsi per minggu.

Efek Samping Kebanyakan Makan Gorengan, Bahaya Penyakit Ini

Sama halnya, peserta yang makan gorengan tujuh kali atau lebih setiap minggu, 55% lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 2, jika dibandingkan dengan mereka yang makan kurang dari satu porsi per minggu.

  • Kegemukan/Obesitas

Asupan yang digoreng memiliki kandungan lebih banyak kalori dibandingkan makanan yang tidak digoreng, jadi memakannya dalam jumlah banyak bisa meningkatkan asupan kalori secara signifikan.

Sebuah penelitian menunjukkan, bahwa lemak trans dalam makanan yang telah digoreng bisa jadi memainkan peran penting dalam bertambahnya berat badan, sebab bisa mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.

Suatu studi pada monyet mendapati, tanpa kalori tambahan, konsumsi lemak trans secara signifikan meningkatkan lemak di perut

Jadi, persoalannya adalah bisa jadi pada jenis lemaknya, bukan pada jumlah lemaknya.

Pada faktanya, suatu studi observasional yang meninjau diet 41.518 wanita selama delapan tahun menemukan bahwa peningkatan asupan lemak trans sebesar 1% menghasilkan kenaikan berat badan sebesar 1,2 pon (0,54 kg) pada wanita dengan berat badan normal.

Baca Juga:Polres Karawang Bekuk Dua Pelaku CuranmorPrihatin!! 648 Balita di Subang Derita Gizi Buruk

Pada wanita yang kelebihan berat badan, peningkatan 1% dalam asupan lemak trans menghasilkan kenaikan berat badan 2,3 pon (1,04 kg) selama masa penelitian tersebut. (Jni)

0 Komentar