SUBANG-Pendidikan di Subang mulai mendunia. Program kerja sama yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Disdikbud) Subang kini telah berskala internasional. Menunjukkan pandemi Covid-19 bukan halangan untuk melakukan terobosan-terobosan di dunia pendidikan.
Program kerja sama yang berskala internasional Disdikbud Subang antara lain Pertama Sisingaan, yang disaksikan oleh 140 negara anggota UNESCO ASPnet, Kedua layang-layang perdamaian, Ketiga permainan tradisional, Keempat pendidikan perubahan iklim (menanam pohon), Kelima menari bersama, ditayangkan di Tokyo Nippon Festival, kolaborasi dengan anak anak jepang dan ditayangkan di Olimpiade Jepang, Keenam Eniki yaitu buku harian bergambar dan Ketujuh Artmile International Collaborative Learning.
Tujuan program berskala internasional itu tidak terlepas dari peran guru berprestasi Leni Lesnawati, M.Pd, yang sekarang dipercaya menjabat sebagai Kasi Kurikulum dan Penilaian SMP di Disdikbud Subang. Program berskala internasional itu tentu tak terlepas dari peran Tatang Komara, SPd.,M.Si selaku Kepala Disdikbud Subang.
Baca Juga:Awas Hoax!!! PT. Meiloon Belum Buka Rekrutmen Tenaga KerjaAkibat Pandemi, Warga Miskin di Subang Bertambah 8.806 Orang
Bupati Subang, H Ruhimat tak bisa menahan untuk memuji program Disdikbud Subang yang berskala internasional. Bahkan dia menyebut, program tersebut merupakan program mendunia yang dapat dicontoh oleh dinas lain.
Salah satu program mendunia yang berlasung sejak Desember 2021 yaitu Artmile International Collaborative Learning. Program itu diperkenalkan di hadapan Bupati Subang di Rumah Dinas Bupati, Kamis (10/2).
Artmile International Collaborative Learning (Kolaborasi Internasional Pertukaran Kebudayaan) merupakan kegiatan pertukaran kebudayaan berupa lukisan mural antara anak-anak SD Kabupaten Subang dengan anak-anak Sekolah Dasar Jepang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tatang Komara menyampaikan, banyak kegiatan yang tertunda akibat pandemi Covid-19, namun bukan berarti tidak dilaksanakan, hanya saja ditangguhkan sementara. Untuk itu, dia beserta jajaran melakukan berbagai cara untuk melaksanakan program.
“Kami tidak patah arang dalam berkarya dan bersinergi,” ungkap Tatang.
Tatang menyebutkan, program Artmile International Collaborative Learning merupakan Implementasi G to G antara Pemkab Subang dengan Jepang. Kegiatan tersebut di bawah sudah terlaporkan ke Kemendikbud.
Tatang menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan sejak Desember yang dimulai di Jepang dengan foundernya Ms. Atsuko Shiwaku. Kini telah dikirimkan lewat paket ke Subang, dan setelah selesai akan dikirimkan kembali ke Jepang.