PURWAKARTA-Kegigihan akan Patuh dan taat akan aturan dan kebijakan pemerintah tentang Protokol kesehatan, pembatasan jumlah konsumen, penataan tempat kunjungan pembeli. Tidak menyurutkan semangat pedagang Kuliner Sate Maranggi Khas Plered.
Sebagai kuliner yang dicari warga, baik lokal maupun dari luar kota, sejumlah pedagang kuliner Sate maranggi di kios dagang kecamatan Plered berusaha dan berupaya untuk tetap bertahan.
“Alhamdulillah masih banyak dan hanya berkurang 5 persen saja dari waktu normal sebelum pandemi,” ungkà p Nanang (50) salah seorang pedagang sate maranggi diwawancara di lokasi.
Baca Juga:Isra Mi’raj, Mengambil Hikmah Perjalanan Iman Nabi Muhammad SAWPembangunan Jalan Lingkar Padalarang 2022, Diharapkan Urai Kemacetan
Desakan akan kebutuhan dan keharusan untuk tetap bertahan hidup, meski hanya menjual sate maranggi. Ternyata, dari omzet yang didapat oleh masing-masing jongko sate maranggi di kios Plered diakui cukup menghasilkan.
Lihat Juga: Gurih dan Renyahnya Sate Maranggi Cijengkol
“Mungkin tidak besar, tetapi cukup untuk membiayai makan dan sekolah anak juga hidup dengan keluarga ,” ungkapnya saat ditanya hasil perhari.
Meski harus menyekat antara pembeli, Nanang mengakui jika selama masa pandemi penerapan PSBB lah yang paling merepotkan. Pasalnya, konsumen luar kota sulit masuk ke Plered. “Yang paling merepotkan masa Pandemi adalah saat penerapan PSBB. Hampir 70 % omzet turun. Sebab hanya mengandalkan pembeli lokal,” pungkasnya.(mas/sep)