“Di antara mereka adalah para Wali Songo, termasuk para wali atau yang kita punya khusnudzon kuat termasuk dari aulia kita mengenal Ki Ageng Gribig atau Raden Wasibagno Timur yang makamnya saat ini ada di Jatinom, Klaten. Dan saat ini ada salah seorang keturunan Ki Ageng Gribig yang hadir, yakni Pak Airlangga Hartarto,” ungkap KH. Yahya.
Terkait dengan dipilihnya Kota Palembang sebagai Pusat Harlah NU ke-99 Wilayah Barat Indonesia, KH. Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa Palembang adalah Sriwijaya yang merupakan peradaban besar berskala nusantara yang tercatat paling tua dalam sejarah. “Kita butuh untuk menengok kembali, belajar kembali, menghayati kembali pengalaman Sriwijaya pada saat kita membulatkan tekad untuk berjuang mewujudkan masa depan peradaban yang lebih mulia,” tegas KH. Yahya.
Turut hadir pada acara tersebut yakni Menteri Perindustrian, Anggota DPR RI, Gubernur Sumatera Selatan, Rais ‘Aam Syuriah PBNU, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Anggota DPRD Sumatera Selatan, jajaran Pengurus PBNU, dan jajaran Forkopimda Sumatera Selatan. (fsr)