Presiden Rusia Vladimir Putin Pada Kamis 24 Februari 2022 telah mendeklarikan Operasi Militer Khusus kepada Ukraina. Tak selang berapa lama setelah kemunculan pidatonya ditelevisi, rudal-rudal Rusia pun mulai menghujani kota-kota di Ukraina.
Rusia memulai seranganya dengan melumpuhkan tempat dan pusat-pusat strategis militer milik Ukraina dan berusaha untuk meminimalisir korban dari kalangan rakyat sipil, walaupun tidak bisa dibayangkan bagaimana runyamnya meminimalisir korban sipil karena Presiden Ukraina telah mempersenjatai warganya untuk berperang melawan Rusia.
Konflik Rusia dan Ukraina adalah sebuah konflik geopolitik kekuatan dunia, yang membentuk sebuah polarisasi masyarakat dunia antara blok barat yang dipimpin Amerika Serikat, NATO dan Uni Eropa yang berhadapan dengan Rusia.
Baca Juga:DPC PPP Kabupaten Karawang Kedepankan Kedisiplinan dan Sinergitas PengurusDiduga Aniaya Wartawan Oknum Kades dan Aparat Desa di Karawang Dipolisikan
Presiden Putin tidak menginginkan Ukraina masuk menjadi bagian dari NATO karena menurutnya itu akan menjadi ancaman bagi Rusia.
Secara historis dan budaya Ukraina tidak jauh berbeda dengan Rusia karena Ukraina dulunya adalah bagian dari Uni Soviet, setelah Uni Soviet runtuh Ukraina memerdekan diri pada tahun 1991 dan menjadi sebuah negara mandiri.
Uni Soviet runtuh pada tanggal 25 Desember 1991, keruntuhan Uni Soviet telah memuncul 15 Negara baru yang memerdekan diri, dan 6 diantaranya sudah bergabung menjadi bagian dari NATO.
Polandia, Ceko, Hungaria adalah negara bekas Uni Soviet yang bergabung dengan Nato pada Tahun 1999, Kemudian pada tahun 2004 disusul dengan tiga negara bekas Uni Soviet lain yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania.
Di era 90 an menurut Presiden Putin bahwa NATO tidak akan memperluas pengaruhnya ke negara-negara Eropa Timur, namun menurutnya bahwa mereka berbohong, dimasukanya negara-negara bekas Uni Soviet menjadi bagian dari NATO adalah ancaman bagi Rusia baik hari ini atau masa yang akan datang, karena NATO telah menempatkan pangkalan militer dan rudal-rudal balistiknya di sana.
Menurut Putin siapa yang jamin keamanan Rusia ketika senjata-senjata NATO berada didepan negaranya, termasuk Ukraina, alasan itu yang membuat Putin menolak keras dan meminta negara-negara barat tidak memasukan Ukraina menjadi bagian dari NATO. Putin juga sebelumnya sempat meminta agar suara dia didengar oleh para pemimpin negara-negara barat.