Pentingnya Dedikasi dan Cinta Guru

Pentingnya Dedikasi dan Cinta Guru
0 Komentar

Sayangnya, yang sering tampak pada sebagian guru bukanlah sikap tangguh seperti itu. Kadang-kadang, karena tidak mendapat dorongan dari orang lain di sekelilingnya semangat seorang guru sudah kendor. Bahkan, ada juga guru yang selalu mendapat dorongan dan motivasi dari sanak kerabatnya, namun tetap saja pendiriannya tidak bertambah kokoh. Hal seperti itu terjadi karena motivasi yang berasal dari dirinya (berupa kecintaan terhadap profesinya) belum lah kuat. Maka, wajar saja bila cadangan  energinya selalu habis.

Kedua, kesediaan berkorban. Sikap yang rela melakukan perbuatan melebihi dari tanggung jawabnya. Ada kisah seorang kepala sekolah mengungkapkan perilaku gurunya. Menurutnya, mereka “terlalu banyak menuntut”. Bayangkan, ada sebagian dari mereka yang sudah diberi motivasi, diikutkan seminar dan pelatihan, diberi banyak fasilitas, namun tetap saja tak mampu menumbuhkan semangat mengajarnya. Bukan peningkatan kualitas sumber daya yang didapat sekolah, tapi justru keluhan-keluhan tentang capainya mengikuti acara, kurangnya akomodasi, dan anggapan miring tentang penyelenggaraan acara itu “ nggak banyak manfaatnya, cuma buang-buang waktu dan tenaga. Seharusnya libur malah seharian…” begitu kurang lebih komentar mereka.

Situasi tersebut sangat berkebalikan dengan cerita berikut. Ada seorang guru yang selalu membiayai dirinya sendiri, agar bisa mengikuti kegiatan-kegiatan untuk mendukung profesinya.  Di sela waktu mengajar, ia masih menyempatkan diri membaca buku, serta mengikuti seminar-seminar. Semua dilakukan untuk menambah wawasan dan memperkaya dirinya dengan banyak metode serta kreativitas dalam mengajar. Ia rela mengeluarkan biaya, yang sebenarnya bukan menjadi tanggung jawabnya.

Baca Juga:Stok Pangan di Karawang Aman tapi Harga Tetap NaikIrda Kabupaten Subang Mulai Audit Dana Desa

Pelajaran yang dapat di ambil dari kedua cerita diatas adalah, tampak sekali perbedaan antara guru yang menjalani profesinya berlandaskan cinta, dengan yang menjadi guru terpaksa. Kreativitas guru muncul tatkala komitmen, konsentrasi, dan dedikasi dicurahkan sepenuhnya bagi keberhasilan proses pendidikan dan kemajuan siswanya. Cinta berkorban terhadap siswanya akan menumbuhkan kerelaan berkorban.

Ketiga, kesiapan untuk selalu memberi yang terbaik. Perbuatan maksimal yang dapat dilakukan tanpa berharap sebuah balasan. Guru mendidik anak orang lain. Yang ia bimbing dan ia besarkan adalah aset orang lain. Jika pendidikan dari guru membawa hasil bagi seorang anak, orang yang pertama akan menikmati hasil itu pastilah orang tuanya, bukan gurunya.

0 Komentar