Bayangkan, misalnya seorang siswa yang dulu dididik seorang guru, di kemudian hari berhasil menjadi gubernur. Sekarang, ia berada jauh dari tempat tinggal gurunya. Dia tinggal di rumah dinas gubernur, sedangkan gurunya tetap tinggal di rumahnya. Siapa kira-kira orang pertama yang paling mendapatkan kehormatan dengan prestasi si anak? Pastilah kedua orang tua kandungnya terlebih dahulu. Merekalah yang barangkali akan di boyong ke rumah dinas gubernur bersama sang anak. Kedua orang tua kandungnya itulah yang akan segera menikmati nama besar yang berhasil dicapai anaknya. Bagaimana dengan gurunya? Sang guru tetap berada di rumahnya.
Boleh jadi murid besok menjadi orang sukses, terkenal di seantero negeri. Ada yang jadi gubernur, ada yang jadi pengusaha, ada yang jadi artis, ada yang jadi ilmuwan, dan sebagainya. Namun, seorang guru tetap saja guru, dengan penghasilan dan popularitas yang tak sebanding dengan apa yang telah diraih murid-muridnya itu.
Meski demikian, dengan cinta dan ketulusan di dalam dada, semua itu tidak membuat guru surut dari kesetiaan dalam menunaikan tugasnya yang mulia. Cinta telah membuat guru tak mengharapkan balasan apapun dari semua yang ia lakukan. Cinta telah membuat guru memberikan semua yang dimilikinya, pengajaran ilmu dan budi pekerti, agar dimiliki anak-anak didiknya. Semua tanpa syarat atau agunan. Inilah salah satu indikasi cinta, bila guru betul-betul telah mendasari semua aktivitasnya dengan cinta.
Baca Juga:Stok Pangan di Karawang Aman tapi Harga Tetap NaikIrda Kabupaten Subang Mulai Audit Dana Desa
Ya, cinta akan mampu membuat seseorang senantiasa memberikan yang terbaik kepada yang dicintainya. Ia tidak mengharapkan apa pun dari pemberi-pemberiannya. Balasan apa yang lebih diharapkan selain balasan berupa cinta itu sendiri.
Ketiga hal itu dapat dijadikan tolak ukur, apakah seorang guru sudah menjalani profesinya dengan berlandaskan cinta ataukah belum. Di sisi lain, ketiga hal itu juga bisa membuat seorang guru merasa nikmat dalam menjalani profesinya. Tak ada rasa terbebani. Bahkan, profesi guru akan terasa sebagai hiburan yang menyenangkan, dan dengannya ia memperoleh kepuasan batin.
Pada akhirnya, guru bakal mampu menunjukkan dedikasi terhadap profesinya, sebab cinta, kasih dan sayanglah yang menjadi landasannya.(*)