RAMADHAN – Untuk para umat Islam, Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh rahmat dan kemuliaan dari Allah SWT. Sebab, segala jenis ibadah mempunyai pahala berlipat ganda. Bahkan, tidurnya orang yang sedang berpuasa pun diketahui menjadi sebuah ibadah dengan beberapa ketentuan.
Sesuai data yang dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU) Online via Jpnn dan Fajar.co.id, terdapat sejumlah hadits yang menerangkan bahwasannya tidur orang berpuasa merupakan sebuah ibadah. Tetapi, dengan syarat bukan untuk bermalas-malasan.
“Tidur orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).
Baca Juga:Dijuluki Kades Tercantik dan Termuda, Begini Pesona Rendyta Witrayani Setiawan!Hukum Berkumur Saat Puasa Ramadhan, Menggunakan Penyegar! Boleh, Asal…
Hadits tersebut seringkali dijadikan pembenaran oleh sebagian masyarakat untuk bersikap malas-malasan saat menjalankan ibadah puasa.
Padahal, Imam Ghazali menjelaskan, salah satu tata krama dalam menjalankan ibadah puasa yakni tidak memperbanyak tidur pada siang hari. Maksudnya, orang malas yang berpuasa tidak akan merasakan rasanya menahan lapar dan haus.
Lihat Juga: Hukum Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadhan
“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal. 246)
Lalu, bagaimana tidur orang berpuasa dapat menjadi sebuah ibadah?
Hukum Tidur Saat Puasa Menurut Islam, Boleh Asalkan…
Syekh Murtadla az-Zabidi memaparkan, tidur orang berpuasa dengan maksud agar lebih bersemangat bisa dikategorikan ibadah. Artinya, tidur tersebut tidak masuk dalam kategori bermalasan-malasan.
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, napasnya adalah tasbih, dan diamnya adalah hikmah. Hadit’s ini menunjukkan bahwa meskipun tidur merupakan inti dari kelupaan, namun setiap hal yang dapat membantu seseorang melaksanakan ibadah maka juga termasuk sebagai ibadah” (Syekh Murtadla az-Zabidi, Ittihaf Sadat al-Muttaqin, juz 5, hal. 574).
Di samping itu, tidur orang berpuasa dapat dikategorikan ibadah apabila bertujuan menghindari maksiat. Contohnya, menghindari menggunjing, menjaga mata, hawa nafsu dan lain sebagainya. Seperti diterangkan Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Tanqih al-Qul al-Hatsits.