YOGYAKARTA— Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menjadi pemuda optimistis dan damai demi Indonesia Emas 2045 sebagai negara yang diprediksi empat terkuat dunia.
Namun ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. “Pertama jangan ada generasi stunting yang tidak produktif dan kompetitif. Ini syarat untuk mencapai empat besar ekonomi dunia,” ujar Ridwan Kamil ketika menjadi pemateri dalam acara talkshow Safari Iman Ramadhan (Safir) 1443 H bertajuk Para Pemuda Intelektual Muslim Membangun Negeri yang Berprestasi Masjid Kampus UII,Yogyakarta, Selasa (5/4/2022).
Kedua, syarat menjadi negara maju adalah Indonesia harus memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang stabil minimal berada di angka 5 persen.
Baca Juga:Jabar Berhasil Pertahankan Predikat A pada SAKIP dan RB Award 2021Kantor Arsip KBB Memprihatinkan, Dokumen Penting Rawan Rusak dan Dicuri
“Yang kedua ekonominya jangan ekonomi biasa harus gabungan antara ekonomi digital, ekonomi hijau, hilirasi industri dan ekonomi kreatif,” kata Kang Emil – demikian akrab disapa.
Terakhir, kondisi sosial dan politik yang stabil dan aman dan sesama anak bangsa tidak saling bertengkar.
Gubernur juga memberikan contoh mengenai ketidakamanan dunia. Yakni mengenai perang Ukraina melawan Rusia. Menurutnya, negara bisa bubar kalau tidak bisa menjaga persatuan. Jalannya dari perang tak selesai. Perang datang dari kerusuhan yang tak bisa dikendalikan. Kerusuhan datang dari hasutan. Kemudian hasutan datang dari kebencian. Kebencian datang dari perbedaan yang dibesar – besarkan.
“Kalau Indonesia mau kita jemput sebagai negara juara, jangan bertengkar. Perbesar persamaan, jangan membesar- besarkan perbedaan, jangan melihat perbedaan sebagai kebencian, jadikan perbedaan sebagai rahmat, insyaallah selamat,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil memandang manusia selalu punya dua sisi. Ibarat sedang memlihara serigala putih yang baik dan serigala hitam yang jahat. Serigala paling loyal dan taat adalah yang sering diberi makanan. Demikian pula sifat manusia. Jika kebaikan yang diberi makan maka karakternya akan baik, sebaliknya kalau _julid_ yang dikasih panggung itulah karakter yang akan muncul.
“Jangan masuk sebagai generasi yang hidupnya masih sibuk dengan urusan diri sendiri. Pemuda harus berani melompat mengurusi masyarakat,” tutupnya. (rls/Jni)