Ranah Minang memang banyak menyuguhkan kekayaan kuliner yang menggugah selera. Mulai dari hidangan berat seperti rendang hingga kudapan di kala santai semisal sala lauak.
Sala lauak merupakan kuliner tradisional Minangkabau yang berjenis gorengan. Biasanya menjadi cemilan maupun pelengkap makan yang memiliki bentuk seperti bola-bola dan berwaran kuning kecoklatan atau kuning keemasan.
Sala lauak terdiri dari kata sala dan lauak. Kata sala dapat diartikan sebagai goreng artinya istilah ini untuk berbagai jenis bahan makanan yang diolah dengan cara digoreng. Sedangkan lauak berarti ikan.
Baca Juga:Apa Arti Klitih dan Penyebabnya?
Salak lauak berbahan dasar tepung beras dan ikan, kemudian ditambah dengan bahan pelengkapnya yaitu rempah-rempah yang terdiri dari cabe, kunyit, daun kunyit, bawang merah, bawang putih serta penyedap rasa.
Saat menggoreng sala lauak harus menggunakan minyak yang benar-benar panas. Goreng hingga berwarna kuning keemasan, lalu tiriskan.
Pembuatan sala lauak menggunakan bahan-bahan yang masih alami dan bisa dibilang tanpa bahan pengawet sehingga wajar bila masa konsumsinya hanya sehari saja.
Salak lauak umumnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong atau sala keras. Sala jenis ini memilki tekstur bagian luar yang sedikit keras dan bagian dalam yang lebih lunak.
Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan keberadaan kudapan tradisional khas Minangkabau ini. Namun, pastinya sala lauak sudah ada dari zaman dulu kala yang tak lekang oleh waktu. Enak, unik dan bikin ketagihan.
Sala lauak umumnya berasal dari daerah kawasan pesisir di Kota Pariaman dan sebagian wilayah pesisir Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Dalam perjalanannya, sala lauak juga sudah menjadi ikon tersendiri bagi Kota Tabuik ini. Sala lauak tak hanya dikenal di pariaman saja, tetapi sudah dikenal hingga seluruh Indonesia. (cdp)