SUBANG – Seorang perawat di RSUD Subang Fuji Rahmawati Santosa, S.Kep berbagi cerita perjuangan dalam bertugas selama pandemi Covid-19. Baginya, tidak mudah bertugas di masa itu.
“Sangat tidak mudah, butuh pengorbanan ekstra. Baik itu dalam asuhan keperawatan dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien dan berjuang melawan Covid itu sendiri, baik dalam mempertahankan antybody sendiri dan kesehatan keluarga,” katanya.
Apalagi dia sekaligus ibu rumah tangga yang mempunyai anak-anak juga sangat tidak mudah. Menurutnya di sisi lain dituntut untuk melakukan kewajiban tugas sebagai nakes, di sisi lain kodratnya sebagai perempuan dan ibu rumah tangga.
“Dalam hal ini perjuangan seorang perempuan khususnya RA Kartini bisa kami rasakan dalam era dan zaman yang berbeda, tapi dengan perjuangan yang sama,” katanya.
Baca Juga:Edisi Hari Kartini 2022: Kartini Menginspirasi untuk BerkaryaEdisi Hari Kartini 2022: Meilianti Anjasmara (22) Jadi Garda Terdepan Tangani Covid-19
Dia menceritakan, pengalaman paling berkesan sebagai tenaga kesehatan selama pandemi. Menurutnya banyak hal yang dirasakan, tapi bagi Fuji yang paling berkesan yaitu saat orang tua sendiri menjadi pasien.
“Posisi sebagai anak dan nakes yang akhirnya sama-sama diisolasi, itu paling berkesan sih,” tambahnya.
Dia menyampaikan pesan untuk perempuan, khususnya yang ada di Subang. Di era modern ini, kata Fuji, perempuan tidak hanya dinilai dari kualitas fisiknya saja melainkan juga dari ilmu dan daya juangnya dalam menjalani segala aspek kehidupan.
“Menjadi wanita karir sekaligus ibu rumah tangga adalah hal yang sudah biasa saat ini. Tetapi bagaimana cara kita sebagai perempuan menjadikan diri ini sebagai perempuan yang tangguh dan hebat. Jangan anggap remeh kemampuan diri sendiri, bangga untuk diri sendir dan selebihnya berguna untuk orang lain,” katanya.(idr/ysp)