BANDUNG-Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Nusantara, Program Studi S3 Ilmu Pendidikan, menggelar kegiatan ujian promosi doktor dengan promovendus Deni Hadiansah secara virtual melalui aplikasi zoom, Kamis (21/4).
Promovendus Deni Hadiansah, dikenal sebagai dosen di Universitas Insan Cendekia Mandiri (dulu bernama Universitas Bandung Raya). Pria kelahiran Tasikmalaya itu juga aktif menjadi asesor di Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S-M) Provinsi Jawa Barat dan Pelatih Ahli/Fasilitator Program Sekolah Penggerak (PSP) Dirjen GTK Kemendikbud RI.
Dalam ujian promosi doktornya, Deni menawarkan solusi pembiasaan literasi sekolah berbasis hybrid learning untuk menyikapi situasi peralihan dari pandemi ke endemi.
Baca Juga:Anggota Polisi Berpangkat Kompol Diamankan sedang Pesta NarkobaDinas Kesehatan Kabupaten Subang Raih Juara 3 Tingkat Nasional Pekan Imunisasi
“Isu ini diangkat, demi mengisi kekosongan belum adanya panduan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) berbasis hybrid learning yang secara resmi dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, untuk menjaga tetap berlangsungnya program GLS meskipun ditengah situasi pandemi,” paparnya.
Gagasan itu, ia angkat ke dalam disertasi berjudul ‘Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk Memperkuat Ekosistem Sekolah Literat (ESL): Studi Kasus pada SMP Al Ahar Syifa Budi Parahyangan Kab.Bandung Barat dan SMP Nugraha Kota Bandung’.
Dalam disertasinya, ia melaksanakan studi kasus pelaksanaan GLS pada 2 SMP swasta selama tahun pelajaran 2020/2021 ketika dilaksanakan BDR (Belajar Dari Rumah) akibat situasi pandemi Covid-19.
Selain itu, kata Deni kegiatan literasi belum terintegrasi dengan seluruh mata pelajaran, dan layanan perpustakaan belum bisa diakses secara daring.
Pelaksanaan gerakan literasi masih di area performance, belum komprehensif memasuki zona multiliterasi. Akibatnya habituasi literasi di sekolah belum terbentuk. Pelaksanaan hanya sebatas memenuhi program saja,” ujar Deni lagi dalam paparannya.
Dia berharap ke depan, perlu menyusun model tata kelola pembiasaan literasi sekolah berbasis hybrid learning yang bersifat ‘menggerakan’ dan ‘metransformasikan’ ekosistem sekolah yang literat demi mewujudkan sekolah bermutu.
“Harus segera nih, jangan sampai literasi hanya basa-basi dan berhenti di gelar ‘bunda’ saja,” sindirnya menutup pembicaraan.