Basreng Mang Barna Purwakarta Siap Mendunia, Pedas Daun Jeruk hingga Rasa Coklat

MANG BARNA: Ade Indra (kanan) dan Abdul Aziz saat menunjukkan produk Basreng Mang Barna. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
MANG BARNA: Ade Indra (kanan) dan Abdul Aziz saat menunjukkan produk Basreng Mang Barna. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Menjadi sukses dan meraup untung besar menjadi impian sebagian besar orang. Namun, untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup bukanlah perkara mudah. Diperlukan sebuah usaha, kerja keras dan proses panjang yang berliku.

“Tidak ada yang tidak mungkin. Selama ada kemauan di situ pasti ada jalan,” kata Ade Indra pemuda asal Purwakarta yang saat ini tengah merintis usaha makanan ringan alias cemilan dengan merek dagang Basreng Mang Barna.

Ditawarkan dengan berbagai cita rasa, Basreng Mang Barna adalah sebuah produk UMKM yang didirikan Ade bersama seorang sahabatnya, Abdul Aziz. Yang unik, keduanya tak memiliki latar belakang sebagai entrepreneur.
Ade Indra saat ini bekerja sebagai seorang engineer di salah satu perusahaan provider. Adapun Abdul Aziz adalah pengajar di salah satu sekolah swasta ternama di Purwakarta.

Baca Juga:Golkar Gagas UU Perlindungan Yatim Piatu, Peduli Generasi BangsaDibayar Tunai 635 Triliun Rupiah, Elon Musk Resmi Membeli Saham Twitter!

“Basreng Mang Barna lahir dari sebuah keisengan atau candaan saja saat ngobrol di waktu santai. Nah, saat asyik ngobrol itu lah muncul ide untuk menciptkan sebuah produk dan berambisi untuk memulai usaha,” kata Ade saat ditemui di Purwakarta, Selasa (26/4).

Dengan modal yang sangat minim, sambungnya, yakni mengandalkan modal dari sisa gaji yang bisa dibilang di bawah UMK, maka kedua sahabat itu pun memulai usahanya.

“Modalnya hanya ratusan ribu saja,” ujarnya.

Saat memulai usahanya itu, kata Ade, tidak langsung memproduksi basreng.

“Saat itu belum kepikiran. Malah kami memutuskan untuk membuat bawang goreng. Maka kami pun membeli kompor, wajan, dan bahan-bahan lainnya,” kata Ade.

Sudah beberapa kali menggoreng, lanjutnya, hasilnya kurang bagus. Gosong, layu, dan lainnya. Ternyata, kata Ade, menggoreng bawang tak sesederhana itu. Ada teknik tertentu. Bahannya pun ngga bisa sembarangan.

“Mungkin karena mental dagang belum terbentuk, kami pun menyerah dan memutuskan berhenti untuk bercita-cita menjadi pengusaha,” ucap Ade.

Hingga suatu ketika Ade dan Aziz melihat di salah satu kanal YouTube ada seorang pemuda yang sukses berbisnis basreng dengan modal hanya ratusan ribu.

“Kronologinya sama dengan kami, hanya mengandalkan sisa gaji yang ada. Kami pun semakin tertarik,” katanya.

0 Komentar