Ya, Klepon dan kudapan lainnya hanya kudapan sederhana. Namun dalam Klepon terdapat sebuah rangkuman filosofi dan sejarah panjang sebuah tradisi. Yang mentrasmisikan sebuah situasi dan nilai sebagai sebuah tanda sejati sebagai sebuah alat komunikasi.
Klepon dan kudapan lainnya tak hanya bernilai kudapan. Dia harus menjadi bagian dari perjalanan sejarah tradisi. Padanya terdapak nilai komodifikasi sosial dan pertarungan sosial. Bahkan kadang secara ekstrim, menjadi komodifikasi agama.
Klepon dan kudapan lainnya membutuhkan sentuhan branding. Sebab dari rasa, tak pernah kalah oleh kudapan-kudapan import dari negeri manapun. Klepon dan kudapan lainnya bisa menjadi food as a class marker, makanan sebagai penanda kelas. Seperti champagne atau wine. Klepon bukan sekedar kudapan atau jajan pasar. Klepon adalah warisan kuliner. Sebagai sumber inisiatif lokal yang menjadi salah satu faktor pembentukan kontruksi identitas territorial.
Sebagai sebuah warisan tradisi, maka Klepon memiliki ideologi konservasi untuk menjaga kontinuitas, keabadian, stablititas serta reproduksi tradisi. Berhadapan dengan kudapan yang dianggap modernitas, yang beralut skisma -pertentanga, perubahan, dinamisme, kreasi dan kontruksi sosial-kelas. Modernitas yang melahirkan disrupsi budaya. Sebuah situasi perubahan dan kegamangan identitas budaya individu dan masyarakat. Tercabut dari akar budaya/tradisi lokal. Dalam konteks heritage, Klepon mendorong ideologi adabtasi terhadap situasi baru dan melahirkan inovasi. (*)
OLEH: Kang Marbawi