TUBABA – Ditandai dengan pembakaran pertama tanah liat berbentuk pot dan tablewar (alat makan dan minum) pada tungku gas, Studio keramik Tubaba diresmikan pada hari Sabtu, 21 Mei 2022.
Pada sambutan, Bupati Umar Ahmad menyatakan bahwa seperti sejumlah program di Tubaba, bahwa pembangunan studio keramik ini pun bertujuan memperbaiki kualitas manusia Tubaba, sebuah ruang baru untuk berkolaborasi dalam berkarya.
Pidato yang disampaikan kurang dari 24 jam sebelum purna tugas, menegaskan bahwa pembangunan studio keramik. “menandakan bahwa pikiran kita tidak pernah mati”. Studio keramik, yang juga berdampingan dengan studio patung itu pun diberi nama “ Studio Tanoh Nughik”.
Baca Juga:Mengenang Prof Fahmi Idris, Airlangga: Dia Seorang Pekerja Keras yang Mudah Bergaul Bruk! Tiba-tiba Pohon di Sekitar Lapang Bintang Tumbang Timpa Mobil di Sekitarnya, Padahal Tidak Ada Angin atau Hujan
Sementara Dolorosa Sinaga, yang juga turut memberikan sambutan, menyatakan komitmennya mengembangkan kesenian di Tubaba.
Perempuan pematung jebolan St. Martins School of Art London yang telah menciptakan puluhan karya terkenal di seluruh Indonesia tersebut, meyakini bahwa komitmen mengembangkan kesenian dan memajukan kebudayaan dengan sendirinya memajukan manusia.
Menegaskan Dolorosa, keramikus Asmudjo J Irianto, dari ITB menyatakan apresiasinya terhadap pembangunan studio keramik dan kerja-kerja kebudayaan pada umumnya di Tubaba.
Bagi pengajar FSRD ITB tersebut, Tubaba merupakan kota yang spesial, kota kecil yang berani menjadikan kebudayaan sebagai kerja kongkret, bukan lip service semata. Sembari menyampaikan informasi bahwa keramik cukup luas manfaatnya, bisa memenuhi kebutuhan pragmatis dan mikro ekonomi warga.
Lebih jauh, dia menyatakan bahwa studio yang dibangun dengan gaya arsitektur yang estetis tersebut juga strategis dalam pengembangan pariwisata.
Digagas oleh Umar Ahmad dan berkolaborasi dengan Zainul Jinan untuk mewujudkan arsitektur terakota. Jinan, adalah seorang pemuda tiyuh Panaragan, Tubaba.
Kolaborasi ini bisa dibilang menarik karena sang arsitek adalah jebolan Kelas Seni Tubaba (cikal bakal Sekolah Seni Tubaba), sebuah program yang digagas oleh Umar Ahmad sendiri untuk mengembangkan anak-anak Tubaba mengembangkan diri melalui pendidikan kesenian sejak tujuh tahun silam.
Baca Juga:Kronologis Kecelakaan Bus Maut di CiamisKecelakaan Maut Bus di Ciamis, Jumlah Korban Belum Pasti
Kini salah satu murid dari program tersebut telah memberikan kontribusi yang nyata. Jinan sendiri secara akademik masih tercatat sebagai mahasiswa semester akhir jurusan Teknik arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta.