Nasional – Wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK mulai menyerang hewan ternak di beberapa daerah di Indonesia.
Kasus ini kembali muncul setelah Indonesia diakui bebas PMK lebih dari tiga dekade lalu. Kasus pertama kali ditemukan di Gresik, Jawa Timur pada 28 April 2022 dan telah mengalami kenaikan kasus rata-rata dua kali lipat setiap harinya.
Menururt data Kementerian Pertanian per 22 Mei 2022 wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) telah menyebar ke 16 provinsi di Indonesia. Dari 16 provinsi tercatat 5,45 juta ekor hewan terkena PMK atau besarnya mencapai 39,4 persen dari total hewan ternak nasional pada akhir tahun 2021.
Baca Juga:Bank Dunia Ungkap Ekonomi Indonesia Mampu Beradaptasi di Tengah Risiko GlobalBerikut Informasi Pelaksanaan Haji 2022 : Mulai Berangkat Hingga Kembali ke Tanah Air
Saat ini Kementan telah meremiskan Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur di Aceh, serta Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto di Jawa Timur sebagai daerah wabah PMK.
Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) mengelompokan PMK sebagai penyakit hewan yang sangat berbahaya dan termasuk golongan A yang gampang menyebar. Penyakit mulut dan kuku (PMK) dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit menular yang memiliki akibat ekonomi yang jelas.
Penyakit ini mudah menulari hewan ternak seperti sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba, dan babi.
Bagaimana virus tersebut menyebar?
Dokter Hewan (drh) M Taufiq Fadhlullah dari Ikatan Dokter Hewan Sapi Indonesia pada acara rutin kajian keagamaan mengenai PMK bersama Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara daring, Selasa (31/5/2022) menjelaskan penyebaran virus PMK.
Ia mengungkapkan, penyebaran pada hewan ini sama seperti Covid-19 yakni dapat melalui udara.
Selain itu, virus ini menular melalui leleran cairan dari seluruh lubang sapi seperti mulut, liur, urine, kotoran, dan susu.
“Paling parah, setelah sapi ini membaik, ini susah sembuhnya, sapi ini bisa kembali lagi sakit. Di Jawa Timur, ada sapi yang sudah membaik, lepuhan atau sariawan pada bibir dan lidah serta tubuh sudah semakin membaik, lalu sakit kembali setelah dua minggu dinyatakan membaik,” jelasnya.