Menurutnya, meskipun permintaan terhadap Pertamax ada siting (penempatan/red). Tapi, lanjut dia, tidak akan terlalu besar dari daya beli masyarakat yang masih rendah. Alhasil, berdampak terhadap perlambatan ekonomi jadinya.
“Ini salah satu faktor yang menekan kondisi perekonomian kenaikan komuditas ini. Sebab, dari sisi pendapatan saya kira tidak ada perubahan yang cukup sepadan dengan kenaikan itu,” cetusnya.
Saat disinggung pemerintah bakal memberlakukan pembelian Pertalite menggunakan Hanphone, sementara tidak semua masyarakat mempunyai, dengan santai dia memberikan opsi. Menurutnya, pemerintah perlu menyiapkan alternatif untuk mempermudah transaksi.
Baca Juga:Siswa Sekolah Menengah Alam Purwakarta Unjuk Talenta, Bisa Kenali Bakat Sejak DiniKabar Baik! Guru Honorer yang Memenuhi Persyaratan Akan Diangkat jadi PPPK
“Saya kira perlu alternatif juga. Artinya dari sisi aplikasi lebih mudah dalam pengendalian. Mungkin biar bisa terpantau. Tentu harus disediakan juga sarana atau kemudahan transaksi di lokasi SPBU. Antisipasi masyarakat yang tidak mempunyai hanphone yang mudah beradaptasi dengan perubahan semacam ini,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan, penerapan pembatasan pembelian Pertalite perlu diklasifikasikan. Baik konsumen pribadi maupun untuk berniaga yang mempunyai dampak terhadap ekonomi.
“Jika disama ratakan, bagaimana dengan kendaraan yang dipakai yang mempunyai dampak terhadap ekonomi? Tidak bisa itu. Jadi harus ada klasifikasi-klasifikasi dalam pembatasan pembelian pertalite ini,” tutupnya.(je/sep)