SUBANG-Pernah dengar istilah makan tidak makan yang penting kumpul? Ya, bagi orang Indonesia, bisa kumpul bersama teman atau keluarga adalah sebuah kebahagiaan tersendiri.
Apalagi jika bisa berkumpul sambil menikmati hidangan dengan nuansa tempat makan lesehan. Seperti Warung Sate Mang Gaang yang mengusung tempat makan dengan nuansa lesehan.
Sate Mang Gaang merupakan salah satu kuliner legendaris yang beralamat di Desa Sindangsari, Kecamatan Cikaum.
Menurut Soleh, pemilik warung sate Mang Gaang, warung sate ini sudah berjualan sejak tahun 1992 hingga saat ini.
Baca Juga:Jadwal Lengkap Konser Musik Jakarta Fair 2022Inilah Harga Tiket dan Syarat Masuk Jakarta Fair 2022
“Saya meneruskan dan mengelola usaha ini dari orang tua saya. Awalnya pada tahun 1992 hingga 2007 orang tua saya berjualan keliling dari satu kampung ke kampung lain. Awalnya sate ini bernama sate Pagon,” ujar Soleh, kepada Pasundan Ekspres, Senin (20/6).
“Awalnya kan berjualan sate di Desa Pagon, karena orang tua sudah tidak bisa menjalankan usaha tersebut. Maka dari itu, saya lah yang meneruskan usaha beliau,” ujarnya.
“Pada tahun 2008 hingga saat ini sate Pagon baru berubah nama menjadi Sate Mang Gaang, dan tidak bertempat di Desa Pagon Lagi, melainkan bertempat di Desa Sindangsari. Nama Sate Mang Gaang itu sendiri diambil dari nama kakeknya bapak saya yang bernama Gaang,” bebernya.
Warung Sate Mang Gaang beroperasi mulai pukul 09.00 WIB – 18.30 WIB. Warung sate ini menyediakan menu sate sapi, sate kambing, dan juga sayur sop.
Untuk satu tusuk satenya seharga Rp3.000 – Rp3.500. Warung sate ini juga selalu laris manis didatangi pembeli karena cita rasanya yang nikmat.
Seperti Bapak Maman pembeli asal Subang Kota. Mengatakan bahwa cita rasa Sate Mang Gaang sangat lezat dan nikmat.
“Kebetulan saya baru pertama kali datang ke Warung Sate Mang Gaang. Menurut saya cita rasa satenya enak, empuk, dan juga pelayanan di sini sangat ramah sekali,” ujar Maman, pengunjung Warung Sate Mang Gaang. (cdp/ysp)