Jelang Tahun Baru Islam, Makam Baing Yusuf dan Mama Sempur di Purwakarta Ramai Dikunjungi Peziarah Berbagai Daerah

Jelang Tahun Baru Islam, Makam Baing Yusuf dan Mama Sempur di Purwakarta Ramai Dikunjungi Peziarah Berbagai Daerah
0 Komentar

PURWAKARTA-Ada puluhan bahkan diyakini ada ratusan makam, petilasan dari jejak Alim Ulama penyiar agama Islam terdahulu di Purwakarta yang hingga kini menjadi tujuan umat Islam berziarah.

Dua diantaranya bahkan diyakini dan dikenal hingga ke mancanegara, diantaranya Makam Rd.Moch Yusuf bin Djayanegara yang berada di belakang Masjid Agung di pusat kota Purwakarta dan Makam Mama Sempur di Plered.

Dikenal sebagai penyiar agama Islam di era tahun 1800 an, nama Baing Yusuf yang diyakini masih merupakan keturunan kerajaan Padjajaran merupakan ulama besar kharismatik di jamannya.

Baca Juga:SMK Negeri 1 Cipeundeuy Miliki Program MabostikuMengejutkan! Usai Menghilang Beberapa Hari di AS, Begini Keadaan Marshanda

Menoreh sejarah sebagai penyiar agara Islam terkemuka yang familiar khususnya di kalangan masyarakat Sunda karena berasal dari keturunan kerajaan Siliwangi, nama Baing Yusuf juga dikenal sebagai pahlawan bangsa. Pada jaman penjajahan Belanda, Baing Yusuf dan para santrinya memiliki karomah yang hingga hari ini terdengar sangat istimewa.

“Berziarah ke makam merupakan sunnah Nabi. Apalagi di makam tersebut merupakan alim ulama, kaum soleh penyiar agama islam,” terang Bah Yai pimpinan pondok pesantren Riyadul Mubtadhiin saat ditemui bersama santrinya yang berziaroh ke makam Baing Yusuf.

Mengenal perjuangan penyebaran agama Islam, mengenal ulama, kemudian bertafakur atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dalam berziarah khususnya ke makam alim ulama besar, kita bisa lihat bahwa alim ulama yang sudah meninggal dunia masih bisa memberikan manfaat kepada yang masih hidup dengan renggang waktu yang berjarak puluhan bahkan ratusan tahun.

“Ziarah ke Makam atau petilasan ulama-ulama terdahulu sama seperti saat Nabi Muhammad berhenti dan membacakan doa pada makam para mujahidin atau tentara islam yang sahid di peperangan Uhud. Nah dari riwayat itu, kita memiliki sunnah atau tradisi berziarah,” lanjut Bah Yai.

0 Komentar