BANDUNG BARAT-Harga sayuran dari tingkat petani di Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengalami kenaikan. Cuaca buruk dan hujan deras yang terjadi belakang memicu tanaman sayur mayur menjadi rusak sehingga harganya mahal.
“Harga semua item sayuran sedang naik, kendalanya faktor cuaca yang tak menentu dari musim hujan ke kemarau. Kondisi ini akhirnya menyebabkan pertumbuhan sayuran kurang bagus karena terserang hama dan penyakit,” kata Dadan (44) petani asal Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Kamis (30/6).
Dia menyebutkan, harga sayuran tomat misalnya, saat ini dari petani dijual Rp10.000 perkilogram, cabai keriting merah Rp70.000 perkilogram, dan cabai rawit merah Rp80.000 perkilogram.
Baca Juga:Harga Mobil Toyota Bulan Juli Naik, Ternyata Ini AlasannyaCatatan Harian Dahlan Iskan: Pahlawan Irpin
“Harga lettuce yang normalnya sekitar Rp7.000-8.000 sekarang melonjak jadi Rp20.000 perkilogram. Memang saat ini harga-harga sedang tinggi, makanya harga jual di pasar jadi mahal,” ungkapnya.
Dia menuturkan, bagi petani yang memiliki lahan luas, kondisi mahalnya sayuran menjadi keuntungan karena pendapatannya bisa berkali-kali lipat. “Jika hasil panennya memuaskan, enggak ada yang buruk, ya untungnya bisa banyak,” ujarnya.
Diperkirakan, harga sayuran bakal kembali normal setelah lebaran (Idul Adha) karena saat ini hujan sudah mulai jarang turun. Sebagian petani pun kini sudah menanam jenis sayuran lain sebab masa panennya sudah habis.
“Harga-harga sayuran mungkin baru turun setelah lebaran, asalkan kondisi cuaca juga ikut normal. Mudah-mudahan sih harga sayuran stabil, enggak memberatkan konsumen dan enggak juga merugikan petani,” lanjutnya.
Terpisah, petani asal Cikidang, Isak (33) mengatakan, harga cabai rawit merah mencapai Rp75.000 perkilogram imbas dari hasil panen yang turun drastis akibat cuaca yang tidak menentu. “Banyak cabai yang busuk, gagal panen sehingga harganya mahal,” ungkapnya.
Dirinya mengaku khawatir, ditengah mahalnya harga cabai, Isak dihantui rasa takut tanamannya dicuri orang. Agar tidak mengalami kejadian yang tak diharapkan, ia terpaksa harus mengontrol lahan pertaniannya setiap malam.
“Jadi sebelum maghrib hingga tengah malam harus terus dicek, intinya harus dikontrol dan dijaga setiap malam supaya aman dari tindak pencurian,” tuturnya.(eko/sep)