KABUPATEN BANDUNG-Minat baca masyarakat Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung masih perlu dorongan kuat. Pasalnya, minat baca masyarakat di Desa Cicalengka Wetan untuk saat ini tergolong masih berada di level menengah, sehingga perlu ada upaya maksimal supaya perhatian terhadap literasi menjadi tinggi.
Sekretaris Desa Cicalengka Wetan, Ardhi Saehari menyampaikan, pada 2020 lalu sudah dibuat tempat membaca bagi masyarakat yang rencananya akan menjadi perpustakaan desa. “Waktu 2020 kemarin almarhum pak Agus sempat menyiapkan tempat untuk jadi semacam area literasi warga,” kata Ardhi, Kamis (30/6).
Dia mengaku, melihat ada warganya yang berinisiatif membangun minat baca masyarakat, pihaknya turut mendukung dengan memfasilitasi kebutuhan area literasi yang ruangannya tepat berada di belakang bangunan
Baca Juga:Cara Program Hamil Anak Kembar Laki-laki atau Perempuan, Bisa Langsung Coba Nih!Harga Sayuran di Petani Lembang Naik, Tanaman Rusak Dampak Cuaca Buruk
Kantor Desa Cicalengka Wetan. “Alhamdulillah saat itu (2020) kita dukung bantu melengkapi kebutuhan-kebutuhan buku bacaan untuk warga dan memberikan sosialisasi terkait adanya tempat literasi atau perpustakaan,” ujarnya.
Ardhi menjelaskan, pembenahan perpustakaan desa tersebut sempat terhenti karena adanya lonjakan pandemi Covid-19. Sebagai Bapak Literasi Desa Cicalengka Wetan, diakui Ardhi, Agus merupakan sosok yang sangat berperan dalam terbentuknya perpustakaan desa.
“Sekarang belum diaktifkan lagi karena kemarin Covid-19, rencananya kita akan lakukan pembahasan mengenai perpustakaan desa itu,” ucapnya.
“Mulai dari kenyamanan tempat membacanya, kelengkapan bukunya, kemudian akses internet khusus bagi yang datang ke sana (perpustakaan desa) dan bisa mempekerjakan penjaga buku,” tambahnya.
Ardhi menerangkan, penjaga perpustakaan menjadi salah satu target realisasi karena merupakan amanat sang Bapak Literasi Desa Cicalengka Wetan, Agus sebelum menghembuskan nafas terakhirnya pada 2021 akibat terpapar virus Covid-19.
Di samping itu, Ardhi melanjutkan, rencana disiapkannya penjaga perpustakaan desa juga sebagai antisiasi hilangnya buku bacaan dari tangan-tangan tak bertanggung jawab. “Kalau dari pengamatan saya untuk saat ini minat baca masyarakat masih di tahap menengah, itu pun banyaknya usia SMP dan SMA,” imbuh Ardhi.
“Ketika 2020 sempat ramai yang datang untuk baca buku, karena Covid-19 jadi dihentikan dulu dan (perpustakaan desa) belum diaktifkan lagi,” lanjutnya.
Baca Juga:Harga Mobil Toyota Bulan Juli Naik, Ternyata Ini AlasannyaCatatan Harian Dahlan Iskan: Pahlawan Irpin
Dalam pemaparannya, Ardhi menegaskan, sambil berupaya secara bertahap membentuk perpustakaan desa, pihaknya tetap memaksimalkan kelengkapan buku bacaan.