Presiden Ukraina sendiri, Zelenskyy, terus saja mengeluhkan kurangnya bantuan dari Barat. Baik logistik maupun peralatan perang.
Padahal Amerika telah membantu Ukraina USD 54 miliar. Hampir Rp 1.000 triliun. Sejak awal perang. Baru tiga bulan. Betapa besarnya kalau sampai satu tahun belum selesai.
Inggris berjanji menambah USD 1,2 miliar lagi: dalam bentuk peralatan perang. Angka-angka itu pada akhirnya akan dipersoalkan oleh rakyat masing-masing.
Baca Juga:Duel Maut di Purwakarta, Satu Pedagang Tewas, Pelaku Penusukan KaburDilantik Jadi Komisaris, Netizen Malah Salfok Liat Body Perfect Cinta Laura Kiehl
Apalagi Rusia kini mengatur ritme perang. Putin tidak lagi menggempur ibu kota Kiev. Sesekali saja Kiev dirudal –ketika G7 ber-KTT di Jerman. Lalu Odesa dirudal –ketika pimpinan NATO berkumpul di Spanyol.
Jadi jelaslah serangan-serangan baru itu bukan untuk mengejek Presiden Jokowi. Memang itu dilakukan sesaat setelah bertemu Presiden Indonesia. Tapi bukan. Serangan baru itu semata-mata untuk mengejek G7 dan NATO.
Selebihnya Rusia fokus menguasai bagian Timur Ukraina –mendorongnya untuk merdeka. Sesekali Rusia menarik diri dari satu titik medan perang. Untuk mengatur ritme. Juga untuk mengatur harga bensin dan inflasi di Amerika dan Eropa.(Dahlan Iskan)