KARAWANG-Produk kuliner makanan Bebek dan Ayam Open Gentong Cibuy diharapkan dapat menjadi ikon kuliner Karawang. Hal itu menyusul Soto Tangkar yang sudah lebih dulu menyandang predikat tersebut.
Pengusaha kuliner Bebek dan Ayam Open Cibuy, Rahmansyah mengatakan jika bebek gentong ini dilirik komunitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), seperti soto tangkar yang kini jadi ikon Karawang.
Selain dapat tergabung dalam komunitas UMKM, Rahmansyah juga berharap bebek gentong bisa menyusul jejak soto tangkar.
Baca Juga:P4KBB Soroti Peran Tim TAPD Kabupaten Bandung Barat, Prihatin Defisit Anggaran Mencuat ke PublikApakah Boleh Memakai Headset Setiap Hari? Simak Cara Menggunakan Headset agar Tidak Merusak Telinga
“Besar harapan saya Bebek Open Gentong Cibuy bisa juga jadi ikon kuliner Karawang,” katanya.
Apalagi, terang Rahmansyah, di Karawang ini baru dirinya yang membuka usaha kuliner bebek open gentong.
“Setahu saya baru saya satu-satunya yang punya bebek open gentong,” tuturnya.
Pengusaha kuliner yang juga Ketua Bidang Usaha Kelompok Usaha Produktif (KUP) Saung Danau Bintang Alam Telukjambe, mengatakan proses pengolahan kuliner bebek gentong ini pernah dipaparkan dihadapan petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat.
“Orang Dinkes itu penasaran dan ingin menyaksikan lansung proses pembakaran bebek memakai gentong. Setelah menyaksikan, mereka percaya proses memasak bebek gentong higienis dan bisa mencegah kolesterol,” ungkapnya.
Rahmansyah mengaku hanya punya dua menu yakni bebek open gentong dan ayam open gentong. Perbedaan keduanya, selain rasanya memang beda aromanya juga berbeda.
Namun dari perbedaan rasa tersebut baik bebek open gentong maupun ayam open gentong dua-duanya memiliki aroma yang sedap.
Baca Juga:Tak Mau Kalah, Xiaomi Luncurkan Ponsel Layar Lipat, Begini Spesifikasi Xiaomi Mix Fold 2Catatan Harian Dahlan Iskan: Shinta Pulang
“Aroma bebek open gentong dan ayam open gentong lebih sedap karena menggunakan tanah liat sebagai wadah tempat masaknya,” jelasnya.
Disamping itu, bebek dan ayam open gentong pun lebih higienis.
“Dari proses masaknya bisa menguras lemak bebek dan ayamnya serta kadar airnya. Sehinga dagingnya lebih garing. Selain itu lebih aman dan tidak ada kandungan karbon aktifnya,” tuturnya.
Sementara bicara soal omset, pengusaha kuliner yang berkeinginan hendak memberdayakan anak-anak ikatan remaja masjid (Irma) secara blak-blakan mengatakan dalam sehari bisa mengantongi 2-3 juta rupiah.
Dia mengaku ingin merekrut anak-anak Irema sebagai pegawai antar jemput pesanan. Ia juga tak menampik usaha kulinernya juga mengalami jatuh bangun.