SUBANG-Tepat sehari setelah Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-76 tahun 2021, ibu dan anak di Subang tewas direnggut pembunuh yang sampai sekarang belum juga terungkap. Sontak peristiwa tersebut, membuat geger warga Subang, khususnya Warga Kampung Ciseuti Desa Jalancagak.
Peristiwa itu diketahui pertama kali oleh Yosep, suami juga ayah korban. Semalam, Yosep menginap di rumah istri muda. Ketika kembali pagi dan menemukan posisi mobil Alphard yang terparkir di garasinya tidak pada posisi biasanya. Dia melihat keadaan dalam rumah sudah berantakan. Yosep pun merasa curiga ada sesuatu terjadi di rumahnya, terlebih keberadaan anak dan istrinya tidak diketahui. Yosep memutuskan untuk pergi ke Polsek Jalancagak.
Bersama polisi, Yosep menemukan istri dan anaknya dalam keadaan tidak beranyawa, di dalam mobil Alphard, bertumpuk dan telanjang.
Warga sudah memenuhi rumah Yosep, rumah yang berada tidak jauh dari SMAN 1 Jalancagak itu penuh sesak dikerumuni warga yang penasaran. Tim Inafis langsung memasang garis polisi, dan membatasi warga yang terus menerus berusaha mendekat ke rumah.
Baca Juga:Satu Tahun Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Masih Menjadi Teka-tekiAksi Heroik Saepudin Panjat Tiang Bendera Setinggi 15 Meter Akibat Insiden Bendera Nyangkut
Tidak lama kabarnya sudah tersiar ke seluruh penjuru negeri, menjadi pemberitaan yang spektakuler. Beragam asumsi, prediksi, narasi liar ke sana kemari tak tentu arah. Mulai dari pendekatan ilmu pengetahuan sampai ilmu perdukunan memenuhi beranda pemberitaan di berbagai media.
Semula, ketika belum lama peristiwa nahas itu terjadi, polisi sudah menyampaikan telah menemukan titik terang. Hari demi hari berlalu, berganti minggu, berganti bulan, hingga akan berganti tahun, titik yang disampaikan terang oleh polisi tak kunjung kelihatan.
Penanganannya kini sudah dialihkan ke Polda Jawa Barat, dari yang semula ditangani oleh Polres Subang. Hasilnya tidak jauh berbeda, titik terang semakin gelap.
Ratusan alat bukti terdiri dari hasil autopsi, temuan DNA, sidik jari, ditambah grafologi, tes kebohongan, tes kejiwaan, dan hasil pemeriksaan lab bercak darah,
dikumpulkan. Dari semula hanya 7 saksi dimintai keterangan, sampai 20an, sampai sekitar 121 saksi dimintai keterangan untuk penyelidikan polisi mengungkap kasus pembunuhan, yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu.