SUBANG-Pasar Rakyat Sukemalang sepi pedagang. Kini hanya puluhan pedagang saja yang berjualan di sana. Padahal pasar itu menampung 500 pedagang. Tersedia 500 kios dan los.
Kondisi pasar yang minim pedagang itu telah menjadi perhatian dari Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Subang. Permasalahan minimnya jumlah pedagang masih belum terpecahkan.
Kepala DKUPP Kabupaten Subang Dr H Yayat Sudrajat MSi mengatakan, tidak ada kemajuan dari Pasar Rakyat Sukamelang. Pedagang malah terus berkurang.
Baca Juga:Senam SKJ Tingkatkan Kebugaran JasmaniDisdikbud Kabupaten Subang Usulkan Rp20 M Perbaiki Sekolah
“Permasalahan ini sudah sejak lama, dan sampai saat ini masih seperti itu,” ujarnya.
Kepala Bidang Pasar DKUPP Kabupaten Subang Junaidi mengatakan, pasar itu mampu menampung hingga 1.000 orang. Namun saat ini jumlah pedagang hanya 20 orang saja.
Akibat minimnya jumlah pedagang dan pendapatan yang sedikit, dinas pun tidak memungut retribusi. Kondisi itu dipahami oleh dinas.
Pasar tersebut dibangun dengan anggaran Rp5,5 miliar. Harapan Pemda Subang dengan dibangunnya pasar tersebut dapat menggerakkan perekonomian.
Pasar ini beroperasi pukul 10.00 hingga 15.00. Junaedi menyebut, waktu beroperasinya itu menjadi salah satu faktor pasar menjadi sepi.
Selain faktor jam operasional, juga faktor akses kendaraan. Kendaraan angkutan tidak masuk ke area pasar, hanya sampai terminal saja.
Dinas sudah berupaya untuk memecahkan permasalahan tersebut. Dinas berupaya agar pendapatan para pedagang yang masih bertahan bisa terus bertambah.
Baca Juga:Harga Pertalite Naik?, Ini Tanggapan Warga SubangKasus Ustad Cabul di Subang, Berikut Proses Kasusnya
Sebelumnya, Pengurus Pasar Rakyat Sukamelang Subang, Hj. Ellys Langi menilai pengaturan trayek angkot masih semrawut.
“Masa masih ada angkot dan AKDP, yang masih mengetem di Wismakarya, Tablo, depan SMP Negeri 1, depan RS PPN, Pasar Pujasera, depan perempatan Jl. Panglejar, di Depan SMP Negeri 4, dan di depan SMK Negeri 1. Sehingga dengan kondisi seperti itu, terkesan di Subang banyak terminal bayangan,” terang Ellys Langi.
Ellys mendesak, Dishub Kabupaten Subang, Organda dan Satlantas Polres Subang, untuk segera menertibkannya. Agar Subang ini, benar-benar menjadi Subang Jaya Istimewa dan Sejahtera (Jawara).
“Keberadaan angkutan umum yang mengetem di terminal bayangan itu, terkesan Subang kumuh dan semrawut. Maka saya harap, semua pihak segera menindaklanjutinya. Karena saya yakin dan percaya, Pak Bupati inginnya seperti itu, tetapi, di bawahnya yang tidak merespon,” terangnya.