SUBANG-Dampak kenaikan BBM langsung dirasakan masyarakat. Dari pantauan Pasundan Ekspres, harga sembako dan sayuran di pasar tradisional di Subang langsung naik. Sontak hal tersebut membuat warga terutama ibu-ibu menjerit.
Salah satu warga Subang Warsih (52) yang kedapatan sedang membeli bahan-bahan pokok pada Pasundan Ekspres, mengaku merasakan langsung dampak dari kenaian BBM.
“Semua ikut naik ampun ah,” katanya singkat.
Kenaikan harga sembako di pasar tradisional Subang cukup tinggi, bahkan hingga 50 persen. Wajar saja memang jika Warsih setengah frustasi.
Baca Juga:Mogok Angkot di Purwakarta, Armada SatPol PP Angkut WargaOrganda Purwakarta Minta Tarif Angkutan Umum Naik 30 Persen
Untuk kacang saja, yang semula hanya Rp28.000 perkilogram, saat ini harganya mncapai Rp32.000. Kemiri bisanya hanya Rp40.000 menjadi Rp48.000 perkilogram, dan bawang putih yang semula hanya Rp20.000 menjadi Rp24.000 perkilogram.
“Ini saya beli cabe keriting kebetulan untuk buat sambel. Saya kan pedangang nasi uduk pak. Semula perkilogramnya hanya Rp60.000 menjadi Rp100.000,” jelasnya lagi.
Belum lagi katanya cabe merah besar, juga ikut naik yang semula hanya Rp30.000 menjadi Rp60.000. Cabe Rawit yang semula harganya Rp40.000 perkilogram menjadi Rp60.000.
Kenaikan harga beberapa sembako dan sayuran dibenarkan oleh salah satu pedagang, Santi Fitriani. Dia menyebut, sebenarnya harga sayuran dan sembako sempat mengalami penurunan, namun tiba-tiba saja dari pensuply ikut naik setelah naiknya BBM.
“Dari harga sekarang pada naik. Mulai dari cabai merah, rawit, keriting, telur juga naik, BBM naik ya sembako juga naik, kalau bisa harga stabil kasian pedagang kecil,” katanya.
Dengan naiknya harga BBM, tentu saja disebutkan Santi sangat memberatkan apalagi untuk pedagang kecil seperti Santi.
“Sangat berat. Saya berharap pemerintah bisa kembali menurunkan harga BBM, karena ikut naik ke yang lain juga. Bagi kami sebagai pedagang, ini cukup mempersulit,” tukasnya. (idr/vry)