PURWAKARTA-Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Purwakarta Kusnadi geram atas sikap pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Bahkan, Kusnadi menilai pemerintah telah mengelabui rakyat dengan mengumumkan kenaikan harga BBM yang dilakukan secara mendadak.
“Awalnya 31 Agustus 2022 Presiden menyampaikan belum ada keputusan untuk menaikkan harga BBM. Tapi tiba-tiba pada 3 September 2022 subsidi BBM dicabut,” kata Kusnadi dalam orasinya saat aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM bersama puluhan mahasiswa yang tergabung ke dalam PMII, Selasa (6/9).
Melalui aksi demo yang dilakukan di depan Gedung DPRD Kabupaten Purwakarta itu, Kusnadi menganggap kenaikan harga BBM yang tiba-tiba itu adalah bentuk prank yang dilakukan pemerintah. “Harga BBM tiba-tiba naik, ini kami anggap nge-prank dan tentunya ini menjadi sebuah kejanggalan. Masyarakat juga bertanya-tanya ada apa ini sebenarnya?” ujar Kusnadi di sela-sela aksi demo.
Baca Juga:Rumi Cake Sediakan Beragam Kue KekinianTerhantam Covid-19, Terpukul BBM Naik, Ribuan Armada Angkot di Karawang Tidak Beroperasi
Sebelum melakukan aksi di Gedung DPRD Kabupaten Purwakarta, para mahasiswa melakukan long march dari Gedung Dakwah dan menggelar aksi di simpang Parcom serta perempatan Ciganea. “Aksi demo ini digelar guna meminta pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden Jokowi, meninjau ulang keputusan menaikkan harga BBM. Sebab, kondisi ekonomi masyarakat masih belum memungkinkan setelah dilanda Covid-19 dua tahun lamanya,” ucap Kusnadi.
Masyarakat, sambungnya, baru saja berusaha memulai ekonomi untuk bangkit, namun kebijakan pemerintah amat berseberangan. Kenaikan BBM bersubsidi yang berdampak langsung terhadap rakyat kecil dan menengah. “Di mana, daya beli masyarakat menurun akibat harga kebutuhan bahan pokok seperti sembako pasti ikut naik. Ini jelas sangat melukai hati masyarakat dan sangat disayangkan pemerintah lebih memihak ke kalangan atas,” kata dia.
Lebih lanjut Kusnadi mengatakan, kenaikan BBM sangat merugikan kaum-kaum menengah ke bawah dan rakyat kecil semakin menjerit. “Jika kebijakan kenaikan BBM subsidi tetap dilanjutkan maka rakyat yang secara bertahap berusaha membangkitkan perekonomian, bisa jatuh kembali pada garis kemiskinan,” ujar Kusnadi.
Aksi demonstrasi yang dilakukan puluhan mahasiswa dari PMII cabang Purwakarta itu pun ditanggapi Anggota DPRD Purwakarta, Ceceng Abdul Qodir, Dias Rukmana dan Fitri Maryani.