Pemuda Purwakarta Sulap Limbah Palet Jadi Kerajinan Bernilai Jual Tinggi 

Pemuda Purwakarta Sulap Limbah Palet Jadi Kerajinan Bernilai Jual Tinggi 
0 Komentar

PURWAKARTA-Palet kayu kerap digunakan sebagai bantalan pengiriman suatu barang. Pasalnya, selain dapat melindungi barang kiriman dari berbagai macam bahaya, palet kayu juga menjadi alas atau tatakan dari barang kiriman tersebut.

Namun ketika proses pengiriman suatu barang telah selesai, maka palet kerap dibuang begitu saja. Jumlahnya pun kian hari semakin menumpuk dan kerap kali dianggap sebagai limbah tak berguna.

Namun, hal tersebut tak berlaku bagi para pemuda di Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Di tangan mereka, palet kayu ini “disulap” menjadi woodcraft atau kerajinan kayu bernilai jual.

Baca Juga:Polisi Ringkus Penyedia Judi Online Slot Gacor93Toko Buah Terlengkap di Subang,  Dunia buah Hadirkan Aneka Buah-buahan

Adalah Yoedha Wirathama, yang merupakan Patriot Desa Jawa Barat yang bertugas di Kecamatan Jatiluhur. Sekadar informasi, Patriot Desa ini adalah sebuah program pemberdayaan desa yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Bagi Yoedha, limbah tidak selamanya menjadi sampah yang tidak berguna. Lewat ide kreatif dan tangan-tangan terampil, produk yang dianggap tidak bernilai bisa dikreasikan menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual. “Masih banyak ditemukan limbah palet kayu di Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, tapi masih banyak pula masyarakat yang belum paham dan akan diapakan limbah kayu ini,” kata Yoedha kepada wartawan, Selasa (13/9).

Yoedha kemudian mengumpulkan para pemuda di Desa Mekargalih untuk kemudian dilatih cara mengolah limbah kayu palet menjadi aneka mebel yang bernilai jual. “Para pemuda dimotivasi dan dilatih untuk mengubah limbah palet kayu menjadi berbagai jenis kerajinan. Di antaranya mebeler, gantungan baju, meja laptop, kursi dan meja ruang tamu, kafe, taman, rak, lemari, wall decoration, lampu hias, kitchen set, ranjang, dan gerobak,” ujar Yoedha.

Dirinya menjelaskan, di Desa Mekargalih ini masih banyak pemuda usia produktif namun belum memiliki pekerjaan yang tetap. Namun, ada beberapa masyarakat yang memiliki keahlian dalam membuat furniture dari kayu. “Untuk itu akhirnya saya coba mengajak masyarakat, khususnya para pemuda untuk duduk bersama membahas limbah kayu ini. Sehingga, tercetus ide untuk memanfaatkannya sebagai kerajinan yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat,” ucapnya.

0 Komentar