ABS dan Mahasiswa Ajak Bupati Subang Tolak Kenaikan BBM

ABS dan Mahasiswa Ajak Bupati Subang Tolak Kenaikan BBM
0 Komentar

SUBANG-Ribuan buruh dan mahasiswa tumpah ruah memadati Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) Subang pada Kamis siang (15/9). Mereka mengkritisi kebijakan pemerintah yang menaikan BBM. Tentu saja, menurut para demontrans sangat merugikan para buruh dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Salah satu koordinator aksi, Hesti Setyorini menyebut, ada beberapa elemen masyarakat termasuk Aliansi Buruh Subang dan mahasiswa yang hari ini turun ke jalan. Mereka melakukan long march di sepanjang Jalan Otista menuju Kantor Bupati Subang. “Tuntutan inti dari aksi aliansi buruh dan mahasiswa hari ini, adalah menuntut turunkan kembali harga BBM,” katanya.

Selain isu kenaikan BBM, mereka juga menyuarakan soal pencabutan Undang-Undang Omnibus Law, serta kenaikan UMK Subang. Hesti menegaskan, aksinya dalam kesempatan itu hanyalah permulaan, untuk kembali menggelar aksi yang lebih besar pada 19 September mendatang.

Baca Juga:Ketua DPRD Purwakarta Ahmad Sanusi Anggap Pemda Tak Hormati DPRDRumah TKP Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang Dibersihkan, Ini Jawaban Yosep

“Soal kenaikan BBM ini cukup membuat sulit kami para buruh. Sudah upah tidak pernah naik, tiba-tiba BBM dinaikan. Ini jelas-jelas sangat memberatkan buruh. Ongkos yang sebelumnya cukup Rp10.000 buat bensin sekarang Rp15.000,” tambahnya.

Menurut Hesti, para buruh harus kembali memenej upah, yang sudah dua tahun tidak pernah mengalami kenaikan. Apalagi saat ini, sudah jarang ada perusahaan yang menyediakan fasilitas jemputan.

Ketika disinggung soal long march, Hesti memaparkan, itu salah satu misi yang dibawa Aliansi Buruh Subang, untuk menyampaikan kepada masyarakat luas, aksi buruh bukan semata-mata untuk eksistensi.

“Kami ingin menyampaikan ke publik, buruh dan elemen rakyat lain peduli untuk memperjuangkan nasib kita, karena memang harus diperjuangkan. Tidak mungkin, nasib baik itu akan turun begitu saja dari langit,” jelas Hesti.

Kondisi industri tpada karya di Subang saat ini, Hesti menuturkan, sudah ada 20.000 buruh yang di PHK. Bahkan jauh sebelum ada kenaikan BBM. “Jika kesengsaraan PHK tersebut dilengkapi dengan kenaikan BBM hari ini, maka berjuang adalah pilihan yang wajib,” tuturnya.

Ratusan petugas gabungan dari Polisi, Pol PP, dan TNI diturunkan untuk mengamankan aksi tersebut. Sementata pejabat Subang yang sejak awal terpantau mengikuti aksi tersebut adalah 2 anggota DPRD, yakni Ujang Sumarna dan Asep Hadian.

0 Komentar