PASUNDAN EKSPRES – Kementerian Pertanian (Kementan) membangun beberapa nursery modern kelapa untuk menghasilkan bibit unggul.
Salah satunya ada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Ini merupakan bagian dari langkah meningkatkan produksi komoditas perkebunan untuk ketahanan pangan.
Nursery dibangun Kementan bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Jawa Tengah.
Setiap tahun berpotensi menghasilkan 300 ribu hingga 400 ribu batang bibit untuk peremajaan 4.000 hektare.
Baca Juga:Dukung UMKM Kecamatan Coblong, Patra Jasa Tingkatkan Kapabilitas Digital MarketingKapala Desa Cisaat Gagas Konsep Desa Wisata Edukasi, Bantu Ekonomi Warga di Tengah Geliatnya Sektor Pariwisata di Subang Selatan
Pada tahap awal, bisa memproduksi 120 ribu batang bibit untuk peremajaan 1.100 hektare.
Menurut Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah, pembangunan nursery modern kelapa ini merupakan implementasi program BUN500, yakni program distribusi benih unggul perkebunan 500 juta batang 2019-2024 secara gratis untuk masyarakat.
Selain itu, kata Andi, untuk mewujudkan perintah Presiden Joko Widodo terkait penanaman kelapa 1 juta batang secara nasional tahun 2022-2023.
Perintah itu disampaikan Presiden saat mencanangkan penanaman kelapa genjah 1 juta batang di Solo Raya, Jawa Tengah, 11 Agustus lalu.
“Nursery modern kelapa di Batang ini diharapkan jadi sentra perbenihan kelapa untuk Jawa dan Sumatera. Supaya distribusi bibit lebih efisien,” kata Andi saat meninjau nursery modern kelapa di Desa Beji, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (12/10) kemarin.
Dengan cara itu, jelas Andi, bibit tidak lagi harus didatangkan dari Sumatera Utara, Bali, dan Sulawesi Utara.
Harga bibit kelapa menjadi murah dan meringkas waktu, sehingga kualitas bibit jadi terjaga.
Baca Juga:Pencarian Pemotor Wanita di Subang yang Hilang saat Banjir Dihentikan SementaraDapatkan Saldo Dana Gratis 2022, Hanya Main Game Langsung Cair Sudah Terbukti
Pembangunan nursery modern kelapa, urai Andi, dilakukan secara terencana untuk menghasilkan benih unggul. Benih yang dihasilkan dilakukan perlakuan dan kontrol dengan kualitas tepat.
Lewat langkah ini, jelas dia, percepatan pengadaan benih tetap memperhatikan kuantitas, kualitas, sekaligus efektivitas distribusinya.
“Tanaman perkebunan butuh waktu panjang untuk bisa panen. Jika salah memilih benih akan sangat merugikan ke depan. Kita targetkan dengan nursery modern ini, produktivitas dan ekspor kelapa naik tiga kali lipat. Tentunya diikuti hadirnya pengembangan di hilir,” tutur dia.
Andi menerangkan, varietas bibit kelapa yang dikembangkan di nursery modern kelapa di Batang ada empat, yakni kelapa genjah kuning Bali, kelapa dalam Bali, genjah Nias, dan kelapa genjah pandan wangi.