JAKARTA – Budi daya sorgum skala luas membutuhkan dukungan sarana dan prasarana memadai. Dukungan untuk memastikan agar budidaya berhasil dan memperkuat ketahanan pangan dalam negeri. Selain pasokan air yang konsisten, juga perlu alat mesin pertanian (alsintan).
Pasokan air konsisten dalam jumlah memadai dibutuhkan agar hasil panen sorgum sesuai target. Direktur Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Indah Megahwati, mengatakan menjamin pasokan air dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Kami tidak ingin budidaya sorgum gagal. Makanya, pakai pipanisasi dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan air sorgum agar terpenuhi. Kami tidak mau hasil produksi sorgum hanya 1 ton atau setengah ton, tapi bisa mencapai 15 ton atau 20 ton per hektare. Di hulu, air dan pupuk harus tersedia. Karena ini skala luas,” kata Indah baru-baru ini.
Baca Juga:Kereta Api Cepat Jakarta Bandung Makin Siap Jelang G20Terkait Stunting, Kades Cisaat : Ada 19 Anak yang Ikut Stunting
Gayung bersambut. Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam, Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, pihaknya telah mendatangi tiga wilayah di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, untuk pembangunan sarana perairan pendukung penanaman sorgum.
Pertama, Laipori. Di daerah ini, kata Adenan, pihaknya mempersiapkan operasional 13 sumur eksisting jaringan irigasi air tanah dan pembuatan 4 titik sumur bor baru. Kedua, di Desa Patawang, yakni membuat 50 titik sumur gali oleh swakelola padat karya, pembuatan 4 titik sumur bor baru, dan penyiapan operasional untuk 50 titik sumur gali.
“Untuk menggali (sumur) kami meminta bantuan petani di wilayah tersebut, yakni Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Swakelola padat karya. Jadi mereka mendapat pemasukan tambahan,” kata Adenan.
Lokasi ketiga di Desa Kawangu. Di sana, kata Adenan, pihaknya membuat 2 titik sumur bor baru. Selain itu, lanjut dia, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR juga telah membangun sarana perairan dan infrastruktur pendukung penanaman sorgum di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Untuk alsintan budidaya sorgum, menurut Drektur Utama PT PURA Engineering Dedy Dafianto, kebutuhannya mirip dengan yang digunakan untuk jagung dan padi. Kebutuhannya sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi petani. Bila lahan berupa hamparan, Dedy menyarankan menggunakan mesin transplanter agar lebih efisien. Adapun untuk lahan berbukit, menggunakan traktor manual.