SUBANG– Datangi kantor DKUPP Subang, perajin tahu dan tempe yang tergabung dalam koperasi tahu tempe Indonesia (KOPTI) keluhkan Kedelai yang makin mahal.
Salah satu perajin tahu di Desa Cibogo Warhan( 50 ) mengatakan, harga kedelai yang naik, secara tidak langsung berdampak kepada tahu yang diproduksinya, “Produksi biasanya 500 pieces, sekarang bisa 250 Pieces saja,” Tuturnya.
Warhan menyebut, jika pemerintah daerah Kabupaten Subang harus memberikan bantuan, bukan hanya pelatihan dan pembinaan semata, namun memberikan akses pemasaran ke toko-toko modern, sehingga untuk penjualan tahu lokal Subang bisa terus berkembang.
Baca Juga:HMJ PAI STAI Muttaqien Workshop Kurikulum MerdekaMilad Pemuda Pancasila ke 63, Ini yang Jadi Harapan Dankoti MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Subang
Melihat dari pemasaran, tahu lokal Subang penjualan nya hanya berkutat di pasar-pasar tradisional ataupun rumah makan, itu pun dengan menggunakan sales, sehingga tidak ada perkembangan yang berarti
“kita siap kok, jika pemerintah daerah memberikan akses ke toko modern, kita buatkan tahu premium (kemasan menarik, kualitas dan lainnya) tidak hanya sekedar membuat tahu curah saja,” Paparnya.
Kepala DKUPP Subang melalui fungsional bidang UMKM Hari Sobari mengatakan, ditengah kondisi kedelai yang mengalami kenaikan, pihak perajin tahu tempe sempat mendatangi kantor Yang menaungi koperasi dan UMKM tersebut, ” iya mereka minta solusi, bagaimana dengan perkembangan penjualan mereka, karena mereka khawatir tenggelam dari segi penghasilan,”katanya. (ygo/ded)