Siswa cukup antusias mengerjakan tugas ini, terlebih tema yang dijadikan alur cerita untuk film adalah lingkungan sekitarnya. Delapan elemen berpikir divergen tercermin dalam penugasan ini. Sebagai contoh, siswa dapat mengkonseptualisasiakan ide yang mereka pikirkan ke dalam sebuah alur cerita yang menghasilkan produk akhir berupa sebuah film pendek. Siswa dapat berpetualang, mencari sumber belajar langsung di lingkungan sekitar dan bereksperimen dengan hal-hal yang baru.
Penugasan ini juga mampu menggali kreatifitas masing-masing siswa, karena setiap siswa mendapatkan peran, sehingga mereka dituntut untuk mampu berimprovisasi dan berimajinasi dengan karakter yang mereka perankan. Hasil kreatifitas mereka tercermin dalam film yang mereka buat, baik itu dari alur cerita, tempat pengambilan gambar, cara mengambil gambar, penggunaan bahasa, penggunaan kostum dan editing.
Mengasah kemampuan berpikir divergen sangat penting, dengan kemampuan berpikir divergen, siswa akan melibatkan seluruh kemampuan berpikirnya untuk mencari solusi dari suatu masalah yang dihadapi. Meskipun terkadang terlalu banyak ide bisa saja akan menyulitkan siswa sampai kepada hasil akhir, namun dengan banyaknya pilihan akan memungkinkan siswa untuk mendapatkan hasil akhir yang optimal.(*)