PURWAKARTA-Anggota Komisi IX DPR RI drg. H. Putih Sari kembali menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) guna menyosialisasikan percepatan penanganan kasus stunting kepada masyarakat di Jawa Barat, tak terkecuali di Kabupaten Purwakarta.
Kali ini, Putih Sari dan BKKBN menyasar warga di Desa Lebak Anyar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta. Tak kurang dari 200 warga mengikuti sosialisasi stunting yang digelar di Lapangan Master Futsal, Jl. Kapten Halim, Pasawahan ini.
Putih Sari yang tengah sakit, tetap menyapa warga Desa Lebak Anyar melalui aplikasi Zoom Meeting. Tak hanya sekadar menyapa, Putih Sari juga menyosialisasikan pencegahan stunting.
Baca Juga:BMKG Gempa Garut Hari Ini, Sabtu 03 Desember 2022, 6,4 MAG, Terasa Hingga Tasikmalaya dan BandungCara Memasang Set Top Box Ke TV Tabung, Ke TV LED dan Digital, Super Mudah!
“Komisi IX DPR RI bersama BKKBN melaksanakan sosialisasi dan edukasi stunting di Desa Lebak Anyar ini. Kami mengajak masyarakat semakin melek terhadap potensi stunting, sehingga bisa turut serta mencegahnya,” kata Putih Sari, Sabtu (3/12).
Senada disampaikan Deputy Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Republik Indonesia, Eni Gustina.
“BKKBN terus berupaya menekan angka stunting. Berdasarkan survey SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) pun terus menurun beberapa tahun terakhir ini. Kami optimis target 14 persen pada 2024 akan tercapai,” ujar Eni.
Dijelaskannya, kesehatan dimulai dari keluarga maka penguatan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan gizi harus terpenuhi.
“Kami pun membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang bertugas melakukan penyuluhan, serta memfasilitasi pelayanan dan pemberian bantuan sosial,” ucapnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Provinsi Jawa Barat, Irfan Indriastono menyebutkan, dengan terbitnya Perpres No. 72 Tahun 2021, maka BKKBN ditunjuk sebagai koordinator pelaksana percepatan penurunan stunting.
“BKKBN membentuk Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari unsur bidan, PKK dan kader masyarakat di tingkat desa. “Di Jawa Barat ada 37.000 tim atau setara 111.000 orang yang telah dilatih dan memiliki tugas utama mendampingi keluarga berpotensi stunting,” ucapnya.(add/sep)