NILAI ASKETIS SEBUAH PENDIDIKAN

NILAI ASKETIS SEBUAH PENDIDIKAN
0 Komentar

Permasalahannya adalah sebuah nilai asketis mulai langka di zaman modern ini. Nilai di zaman modern yang telah berasimilasi dengan budaya asing sehingga terbentuk sebuah budaya baru yang bersifat global dan telah mengalami kemajuan dalam bidang teknologi maupun pengetahuan. Perkembangan teknologi dan pengetahuan harus menghidupi profesi seorang guru. Sebuah kondisi yang kontradiksi antara tuntutan seorang anak muda di zaman modern dengan nilai asketis.

Seorang muda yang modern bersifat individualism; yaitu melakukan apapun tanpa pertimbangan orang lain, namun seorang guru modern asketis adalah seorang guru yang mandiri, terbuka terhadap perkembangan; Seorang muda yang modern bersifat deferensiasi; yaitu memberikan kebebasan dalam pekerjaan, gaya hidup; seorang guru modern asketis adalah seorang guru yang memberikan kebebasan kepada para peserta didik secara cura personalis, cura personalis adalah memberikan perhatian peserta didik sesuai dengan keberbedaan kepribadian masing-masing, kebebasan untuk berkembang sesuai dengan kompetensinya; seorang muda yang modern bersifat bergaya hidup mewah, mengikuti perkembangan zaman; seorang guru modern yang askestis, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebuah tuntutan menjadi guru modern yang asketis perlu dipikirkan. Hal pertama adalah guru sekolah di Jerman harus kuliah 10 semester dan menulis ujian negara (Staatsexamen) diakhir untuk mendapatkan gelar Diploma Pedagogik.

Baca Juga:Pencairan Kredit Cepat, Menabung lebih Mudah di PT Bank SubangRelokasi Pasar Rengasdengklok Ricuh, Pedagang Bentrok dengan Aparat

Gelar diploma di Jerman setara dengan Master Edukasi di Indonesia. Pengetahuan yang mendalam tentang pedagogik dan pengalaman hasil dari tulisan ujian negara memberikan keterampilan dalam membuat metode, strategi, teknik dalam pembelajaran. Indonesia telah berjuang dengan berbagai cara salah satunya melalui sertifikasi guru. Sertifikasi guru diharapkan guru mempunyai keterampilan dalam melakukan pembelajaran bersama peserta didik. Sertifikasi guru Indonesia dimulai tahun 2007, berarti telah 15 tahun hingga sekarang.

Sertifikasi guru dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sertifikasi merupakan Langkah asketis pendidikan, agar guru mencapai profesionalnya. Namun, berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Kurikulum merdeka dengan guru penggeraknya diharapkan dapat membawa peserta didik Indonesia untuk lebih berliterasi.

0 Komentar